MODEL PEMBELAJARAN TAMAN PENITIPAN ANAK (STUDI .

2y ago
32 Views
2 Downloads
4.32 MB
115 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Aydin Oneil
Transcription

MODEL PEMBELAJARAN TAMAN PENITIPAN ANAK(STUDI PERBANDINGAN DI TPA KHADIJAH PANDEGILINGSURABAYA DAN TODDLER SURABAYA MONTESSORI SCHOOL)SKRIPSIOleh:ISNAINIA SOLICHANIM. D78214025UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYAFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANPROGRAM STUDI PIAUDJANUARI 2019

ABSTRAKSolicha, Isnainia (2018). Model Pembelajaran Taman Penitipan Anak (StudiPerbandingan di TPA Khadijah Pandegiling Surabaya dan ToddlerSurabaya Montessori School). Program Studi Pendidikan Islam Anak UsiaDini UIN Sunan Ampel Surabaya.Pembimbing: M. Bahri Musthofa, M.Pd.I, M.Pd dan Sulthon Mas’ud, S.Ag. M.Pd.IKata Kunci: Model pembelajaran, Evaluasi pembelajaran, BCCT, MontessoriPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran besertaevaluasi pembelajaran di TPA Khadijah Pandegiling Surabaya dan ToddlerSurabaya Montessori School. Penelitian ini merupakan penelitian studiperbandingan atau comparative study lebih tepatnya menggunakan metodepenelitian eksplorasi. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas, sertapeserta didik TPA Khadijah Pandegiling Surabaya dan Toddler SurabayaMontessori School.Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan tiga teknik, yaituobservasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian iniyaitu analisis data kualitatif berupa model Miles dan Huberman. Data yangdiperoleh diuji keabsahan datanya menggunakan teknik triangulasi denganmemfokuskan pada triangulasi sumber, teknik pengumpulan data, dan waktu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran di TPAKhadijah Pandegiling menggunakan model pembelajaran BCCT (Beyond Centreand Circle Time) dan Toddler Surabaya Montessori School menggunakan modelpembelajaran Montessori. Langkah-langkah model pembelajaran BCCT adalahpijakan-pijakan, sedangkan model pembelajaran Montessori adalah lesson.Klasifikasi model pembelajaran BCCT adalah kemampuan sosial (social family),sedangkan model pembelajaran Montessori adalah individual learning. Modelpembelajaran BCCT membuka sentra-sentra setiap harinya, sedangkan modelpembelajaran Montessori menggunakan tematik yang diganti setiap minggunya.Evaluasi pembelajaran di TPA Khadijah Pandegiling Surabaya dan ToddlerSurabaya Montessori sama-sama menggunakan narasi deskriptif, namun ToddlerSurabaya Montessori School menambahkan check list dalam menilai setiapindikator perkembangan peserta didik.vdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISIHALAMANHALAMAN SAMPULHALAMAN JUDUL . .HALAMAN MOTTO . PERSETUJUAN PEMBIMBING . . PENGESAHAN TIM PENGUJI . ABSTRAK . KATA PENGANTAR . DAFTAR ISI . DAFTAR TABEL . DAFTAR GAMBAR .DAFTAR LAMPIRAN . BAB I: PENDAHULUANA. Latar Belakang . B. Rumusan Masalah . .C. Tujuan Penelitian . .D. Manfaat Penelitian . BAB II: TINJAUAN PUSTAKAA. Kajian Teori . .1. Model Pembelajaran . 2. Model Pembelajaran BCCT(Beyond Centers and Circle Time) .3. Model Pembelajaran Montessori .4. Evaluasi Pembelajaran PAUD . 5. Taman Penitipan Anak (TPA)/Daycare . .B. Penelitian Terdahulu .C. Kerangka Berpikir . .BAB III: METODE DAN RENCANA PENELITIANA. Desain Penelitian . .B. Subyek Penelitan . . .C. Teknik Pengumpulan Data . D. Teknik Analisis Data . .E. Teknik Pengujian Keabsahan Data . BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Lokasi Penelitian . .1. TPA Khadijah Pandegiling Surabaya2. Toddler Surabaya Montessori 47525356viiidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Model Pembelajaran .1. TPA Khadijah Pandegiling Surabaya2. Toddler Surabaya Montessori SchoolC. Evaluasi Perkembangan . .1. TPA Khadijah Pandegiling Surabaya2. Toddler Surabaya Montessori SchoolD. Pembahasan .BAB V: PENUTUPA. Kesimpulan .B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA .LAMPIRAN – LAMPIRANPERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .RIWAYAT HIDUP .6784879899100102104105ixdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABELTabelHalaman1.1 Kisi-kisi pedoman observasi 481.2 Kisi-kisi pedoman wawancara .491.3 Kisi-kisi pedoman dokumentasi .512 Perbandingan TPA Khadijah Pandegiling Surabaya dan ToddlerSurabaya Montessori School 96xdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBARGambar1 Perhitungan skor penilaian tes . .2.1 Triangulasi sumber data .2.2 Triangulasi teknik pengumpulan data .2.3 Triangulasi waktu .3.1 Indoor Playground TPA Khadijah Pandegiling Surabaya .3.2 Circle area TPA Khadijah Pandegiling Surabaya 3.3 Tempat makan bersama TPA Khadijah Pandegiling Surabaya 3.4 Media dan bahan – bahan sentra TPA Khadijah PandegilingSurabaya . .3.5 Outdoor Playground Toddler Surabaya Montessori School 3.6 Indoor Playground Toddler Surabaya Montessori School . .3.7 Materials Montessori 1 Toddler Surabaya Montessori School 3.8 Materials Montessori 2 Toddler Surabaya Montessori School 3.9 Lapangan basket Toddler Surabaya Montessori School .4.1 Persiapan sebelum memasuki circle time di TPA KhadijahPandegiling Surabaya . 4.2 Kegiatan fisik motorik ; berlari zig zag di TPA KhadijahPandegiling Surabaya . .4.3 Kegiatan bermain balok di TPA Khadijah PandegilingSurabaya . .4.4 Kegiatan makan bersama di TPA Khadijah PandegilingSurabaya . . .4.5 Kegiatan circle time dilaksanakan bersama guru, anak, danpengasuh di Toddler Surabaya Montessori School . .4.6 Class attendance dilaksanakan bersama guru, anak, danpengasuh di Toddler Surabaya Montessori School . .4.7 Guru mengenalkan huruf a dengan gambar apel pada anak diToddler Surabaya Montessori School . .4.8 Guru membawa wujud konkrit dari buah apel di ToddlerSurabaya Montessori School . 4.9 Guru mengenalkan huruf b dengan kata bola di ToddlerSurabaya Montessori School 4.10 Guru mengajak anak bermain bola basket di lapanganbersama pengasuh di Toddler Surabaya Montessori School .4.11 Anak melakukan kegiatan menempelkan kertas crepe padapiring kertas menjadi buah apeldibantu pengasuh diToddler Surabaya Montessori School .4.12 Makan bersama di Toddler Surabaya Montessori School .4.13 Guru menjelaskan kegiatan pada lesson 2 di Toddler SurabayaMontessori School .4.14 Kegiatan stempel dengan buah apel di kertas 767778797979818283xidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

buah apel di Toddler Surabaya Montessori School 83xiidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR LAMPIRANLampiranHalaman1 Pernyataan Keaslian Tulisan . .1042 Riwayat Hidup 1053.1 Transkrip Observasi 1073.2 Transkrip Wawancara .1213.3 Transkrip Dokumentasi .1354.1 Jadwal Kegiatan Pembelajaran Satu Minggu di TPA KhadijahPandegiling Surabaya .1414.2 Jadwal Kegiatan Pembelajaran Satu Minggu di Toddler SurabayaMontessori School .1425 Contoh Evaluasi Pembelajaran di TPA Khadijah PandegilingSurabaya 1436.1 Surat Ijin Penelitian TPA Khadijah Pandegiling Surabaya . 1456.2 Surat Ijin Penelitian Toddler Surabaya Montessori School . 1467 Kartu Konsultasi Skripsi . . 1478 Surat Tugas 148xiiidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangTaman Penitipan Anak (TPA) merupakan bentuk layanan dari PendidikanAnak Usia Dini (PAUD) Non-Formal dalam upaya memenuhi kebutuhanpengasuhan, bimbingan, pembinaan, pendidikan, dan sosial anak balita selamaanak tidak dalam pengawasan orangtua yang sibuk bekerja 1 . TPA terusberkembang jumlahnya pada zaman sekarang dalam memfasilitasi orangtuayang sibuk bekerja. Melalui TPA orangtua merasa terbantu dikarenakan disana terdapat pendidikan bagi anak yang dapat mengembangkan setiapperkembangan pada diri anak melalui pembelajaran yang disesuaikan denganusianya.Taman Penitipan Anak (TPA) menerima pengasuhan dan pendidikan anakmulai dari usia sejak lahir sampai usia enam tahun 2 . TPA biasanyamenampung anak usia sejak lahir sampai dua tahun, untuk anak usia dua tahunsampai empat tahun di tempatkan pada Kelompok Bermain (KB), dansedangkan untuk anak usia empat tahun sampai enam tahun akan masuk dalamTaman Kanak-kanak (TK). Usia lahir sampai usia dua tahun kemungkinanmemiliki pembelajaran dalam kelas yang masih fleksibel keberadaannya danpengelolaannya. Berbeda halnya dengan usia tiga tahun sampai enam tahun1Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak UsiaDini, dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Norma,Standar, Prosedur, Kriteria (NSPK) Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak(Jakarta: 2015), 1.2Ibid., 3digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

yang memerlukan pembelajaran yang sudah tersusun dengan baik. TPA yangbaik akan memenuhi persyaratan sebagai acuan orangtua dalam memilihsebuah TPA untuk mengasuh dan memberikan pendidikan bagi anak-anakmereka. Terdapat enam indikator sebagai standar kualitas di TPA ini; rasioanak dan pengasuh, tenaga pengasuh, kurikulum kegiatan, lingkungan danfasilitas, serta mitra dengan orangtua3.Apabila orangtua ingin memilih TPA sebagai pilihan terbaiknya, makapaling tidak terdapat lima indikator yang harus ada di dalam TPA seperti yangtelah dijelaskan di atas. Terutama adanya kurikulum kegiatan yang ada diTPA. Dengan adanya kurikulum kegiatan, maka orangtua tidak akan khawatirterhadap pengembangan perkembangan anak mereka di TPA. Kurikulum padasatuan PAUD merupakan kurikulum yang didesain dan dibuat oleh masingmasing lembaga PAUD dalam merancang pembelajaran yang disesuaikandengan kondisi masing-masing lembaga dan kebutuhan peserta didiknya 4 .Kurikulum di TPA sangatlah penting dalam mendesain pembelajaran yangdisesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak.Kurikulum yang didesain menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisipada setiap anak di TPA akan menstimulus perkembangan yang dialami anaksesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)yang telah ditetapkan dalam Permindikbud RI Nomor 137 Tahun 20143Diantifani Rizkita, Pengaruh Standar Kualitas Taman Penitipan Anak (TPA) Terhadap Motivasidan Kepuasan Orangtua (Pengguna) untuk Memilih Pelayanan TPA yang Tepat, ‗EarlyChildhood: Jurnal Pendidikan‘, 2017, vol.1.1, 14Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak UsiaDini, dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman, 13.2digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. STPPA tersebutmencakup setiap perkembangan yang dilalui oleh anak pada masing-masingusia yang dimulai usia sejak lahir sampai usia enam tahun. Melalui kurikulumSTPPA yang ada akan didesain dalam bentuk pembelajaran yang telah dibuatoleh masing-masing TPA.Berbicara tentang kurikulum kegiatan sudah pasti akan berkaitan tentangmodel pembelajaran yang dipilih oleh masing-masing lembaga untukdiberikan kepada anak. Seperti halnya yang sudah penulis tuliskan di atas,bahwa pada TPA anak usia sejak lahir sampai usia dua tahun memilikipembelajaran yang masih fleksibel. Sehingga, pengelolaan pembelajarandiserahkan sepenuhnya terhadap masing-masing lembaga TPA untukdisesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didiknya. Oleh sebab itu,seiring bertambah dan berkembangnya TPA di lingkungan masyarakatsekarang terdapat beberapa model pembelajaran yang diadopsi oleh masingmasing lembaga berdasarkan teori dari para ahli agar dapat mengelolapembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik.Model pembelajaran yang berkembang di masyarakat sangatlah bervariatifseperti model pembelajaran Montessori, model pembelajaran Hanaika, modelpembelajaran Reggio Emilia, model pembelajaran High Scope, modelpembelajaran Al-Falah yang memadukan BCCT dengan nuansa Islam 5, modelpembelajaran BCCT, model pembelajaran kelompok/cooperative, model5Ratna Pangastuti, Studi Analisis Implementasi Full Day di TPA Beringharjo Kota Yogyakarta,TPA Pelangi Indonesia dan TPA Laboratorium PAUD UGM Kabupaten Sleman, dan TPA JabalRahman Kabupaten Bantul, Tesis, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2011), 423digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pembelajaran sudut, model pembelajaran area serta model pembelajaransentra. Berbagai macam model pembelajaran tersebut di pilih oleh masingmasing lembaga TPA untuk diadopsi. Model pembelajaran tersebut berfungsiuntuk mendesain pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pesertadidik.Berdasarkan beberapa kali penulis melakukan observasi di beberapa TPAsejak tahun 2016 sampai tahun 2018 terdapat beberapa TPA di kota Surabayahanya memberikan pengasuhan saja kepada anak. Namun, pada tahun 2017penulis mulai mencari dan melakukan beberapa observasi terhadap beberapaTPA yang memberikan stimulus perkembangan kepada anak melaluipembelajaran. Melalui beberapa observasi tersebut penulis mengelompokkanbeberapa TPA di Kota Surabaya menjadi empat kelompok. Keempatkelompok tersebut penulis kelompokkan berdasarkan model pembelajaranyang berbeda-beda. Model pembelajaran yang ada di TPA Kota ajarankelompokberdasarkan usia, model pembelajaran BCCT, dan model pembelajaranMontessori.Beberapa lembaga TPA yang memiliki model pembelajaran yang berbedabeda pastinya memiliki perbedaan dalam menangani dan mendesainpembelajaran untuk anak usia dini. Perbedaan model pembelajaran yangdipakai oleh setiap lembaga pastinya memiliki ciri khas yang berbeda-bedapada setiap TPA. Selain itu berdasarkan model pembelajaran yang dipakaioleh masing-masing lembaga juga menggugah rasa penasaran pada diri4digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

penulis untuk melihat bagaimana cara guru dalam mendesain pembelajaranberdasarkan model pembelajaran yang dipilihnya.Adanya beberapa macam model pembelajaran tersebut melatar balakangipenulis ingin mengetahui lebih dalam terhadap model pembelajaran yang adadi Taman Penitipan Anak (TPA), penulis mengambil model pembelajaranBCCT dan Montessori. Hal tersebut dikarenakan kedua model pembelajarantersebut sangat jarang sekali ditemukan di beberapa TPA Kota Surabaya yangmana kebanyakan TPA yang ada hanya menekankan pada pengasuhan saja.Adapun pembelajaran di TPA, model pembelajaran yang dipilih hanyalahmodel pembelajaran klasikal dan model pembelajaran kelompok. Beberapahal fokus penulis yaitu berkaitan tentang proses pembelajaran, dan sistemevaluasi pembelajaran. Fokus usia yang akan diteliti oleh peneliti antara rentanusia 1 – 3 tahun, dikarenakan pada usia tersebut perkembangan anak sudahdapat diobservasi dan dievaluasi. Namun, kelompok usia disesuaikan denganmasing-masing lembaga yang akan diteliti oleh peneliti. Berdasarkanpemikiran tersebut penulis memutuskan untuk mencari jawabannya denganmelakukan studi penelitian lapangan yang berjudul ―Model PembelajaranTaman Penitipan Anak (Studi Perbandingan di TPA Khadijah PandegilingSurabaya dan Toddler Surabaya Montessori School‖.B. Rumusan Masalah1. Bagaimana model pembelajaran yang diterapkan di TPA KhadijahPandegiling Surabaya dan Toddler Surabaya Montessori School?5digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Bagaimana sistem evaluasi perkembangan yang diterapkan di TPAKhadijah Pandegiling Surabaya dan Toddler Surabaya Montessori School?C. Tujuan Penelitian1. Mengetahui model pembelajaran yang diterapkan di TPA KhadijahPandegiling Surabaya dan Toddler Surabaya Montessori School.2. Mengetahui sistem evaluasi perkembangan yang diterapkan di TPAKhadijah Pandegiling Surabaya dan Toddler Surabaya Montessori School.D. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentangmodel pembelajaran Taman Penitipan Anak (TPA) dengan teknik danmetode pembelajaran yang berbeda-beda pada lembaga TPA. Selain itu,penelitian ini dapat digunakan sebagai pijakan bagi penelitian lainmengenai model pembelajaran taman penitipan anak.2. Manfaat Praktisa. Bagi GuruPenelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber informasi untukmengetahui model pembelajaran Taman Penitipan Anak (TPA) denganteknik dan metode pembelajaran yang berbeda-beda pada lembagaTPA. Diharapkan guru dapat meningkatkan dan memperbaiki modelpembelajaran menjadi lebih baik di TPA masing-masing sekolah.6digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Bagi SekolahPenelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber untukmengetahui model pembelajaran Taman Penitipan Anak (TPA) denganteknik dan metode pembelajaran yang berbeda-beda pada lembagaTPA. Melalui penelitian ini, diharapkan sekolah dapat menyaringguru-guru yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalammendesain pembelajaran dengan baik di TPA masing-masing sekolah.3. Manfaat bagi PenelitiPenelitian ini dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pengetahuandan keterampilan terhadap metodologi penelitian dan sarana menerapkanlangsung teori yang didapatkan di bangku kuliah dalam kegiatanpembelajaran nyata.7digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8BAB IIKAJIAN TEORIA. Kajian Teori1. Model Pembelajarana. Pengertian Model PembelajaranModel pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu model danpembelajaran. Kedua kata tersebut memiliki makna yang berbedabeda. Model dipahami sebagai sebuah desain atau tipe. Model dapatdiartikan juga sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagaiacuan dalam melaksanakan kegiatan6. Sedangkan pembelajaranmerupakan usaha sadar dari seorang pendidik dalam mengarahkan danmembelajarkan peserta didik dengan sumber-sumber belajar dalamrangka mencapai tujuan yang diharapkan7.Kemp menjelaskan model pembelajaran merupakan suatu kegiatanpembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru dan peserta didik agartujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien. Sependapatdengan pendapat Kemp, Dick and Carey menjelaskan modelpembelajaran sebagai suatu set materi dan prosedur pembelajaran yangdilaksanakan secara bersama-sama agar memunculkan hasil belajarpada peserta didik8.6Tim Rayon 126 Universitas Halu Oleo, Model-Model Pembelajaran PAUD/TK, Modul PLPG(Kendari: Universitas Halu Oleo,2014), 787Hijriati, Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, ‗Jurnal PendidikanAnak‘, vol.3,1, 2017, 788Tim Rayon 126 Universitas Halu Oleo, Model, 79digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dari pengertian modelpembelajaran. Model pembelajaran bukan hanya berfokus padapelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan sumber-sumber belajaryang ada, namun juga berfokus pada pencapaian tujuan bahwamodelpembelajaran merupakan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatansarana prasarana serta sumber-sumber belajar agar menjadi upayapencapaian tujuan pembelajaran yang jelas sehingga dapat diukurkeberhasilannya, sebab tujuan pembelajaran merupakan nyawa dariimplementasi dari suatu model9.b. Ciri-Ciri Model PembelajaranModel pembelajaran memiliki ciri-ciri dan karakteristik tertentuseperti sebagai berikut.1) Model pembelajaran harus berdasarkan teori pendidikan dan teoribelajar dari para ahli tertentu.2) Memiliki misi dan tujuan pendidikan tertentu.3) Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam perbaikan kegiatan belajarmengajar di dalam kelas.4) Memiliki empat bagian sebagai pedoman praktis apabila gurumelaksanakan suatu model pembelajaran: (1) urutan langkahlangkah pembelajaran; (2) adanya prinsip reaksi; (3) sistem sosial;dan (4) sistem pendukung.9Ibid., 799digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5) Memiliki dampak sebagai akibat dari pelaksanaan modelpembelajaran tertentu, dampak tersebut meliputi: (1) dampakpembelajaran merupakan hasil belajar peserta didik yang dapatdiukur; (2) dampak pengiring merupakan hasil belajar peserta didikdalam jangka panjang.6) Membuat persiapan sebelum mengajar dalam bentuk desainkonstruksional yang disesuaikan dengan model pembelajaran yangdipilih10.c. Klasifikasi Model PembelajaranJoyce dan Weil mengemukakan terdapat empat kategori yangpenting untuk diperhatikan dalam model mengajar. Keempat kategoritersebut merupakan model informasi, model personal, model interaksi,dan model tingkah laku. Model mengajar telah dikembangkan elpembelajaran yang dibagi dalam empat kelompok sebagai berikut.1) Model pemrosesan informasi (information processing models)menjelaskan tentang bagaimana individu dalam merespon segalahal yang datang dari lingkungan dengan cara mengorganisasikandata, memformulasikan masalah, membangun konsep, dan rencanamemecahkan masalah serta penggunaan symbol-simbol secaraverbal maupun nonverbal.10Hijriati, Pengembangan, 7910digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2) Model personal (personal family) merupakan model pembelajaranyang menekankan pada proses pengembangan kepribadian individupeserta didik dengan memperhatikan kehidupan emosionalnya.Model ini memusatkan pada pengembangan kemandirian yangproduktif, sehingga setiap individu menjadi semakin sadar diri danmemiliki rasa tanggung jawab atas tujuannya.3) Model sosial (social family) menekankan pada mengembangkankemampuan peserta didik dalam kecakapannya untuk berhubungandengan orang lain dalam menghadapi hubungan dalam realitassosial.4) Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral model ofteaching) menekankan pada membimbing peserta didik dalammemecahkan masalah dalam belajar melalui menguraikan perilakuke dalam jumlah yang kecil11.d. Model-Model Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Terdapat beberapa model pembelajaran pada Pendidikan Anak UsiDini (PAUD). Model-model tersebut meliputi model pembelajaranklasikal, model pembelajaran kelompok (cooperative learning), modelpembelajaran area, model pembelajaran sudut-sudut kegiatan, modelpembelajaran BCCT (beyond center and circle time), dan modelpembelajaran Montessori. Model pembelajaran tersebut relatifmemiliki langkah-langkah pembelajaran yang sama, yaitu dimulai dari11Tim Rayon 126 Universitas Halu Oleo, Model, 80-8111digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir atau penutup.Berikut model-model pembelajaran yang biasa digunakan di PAUD.1) Model pembelajaran klasikalModel pembelajaran klasikal merupakan pola pembelajaranyang dilakukan dalam satu waktu kegiatan yang sama dilakukanoleh seluruh peserta didik dalam satu kelas. Model pembelajaranini merupakan model pembelajaran yang pertama kali digunakan mbangnya teori serta model pembelajaran yang terbaru,model pembelajaran klasikal mulai banyak ditinggalkan.2) Model pembelajaran kelompok (cooperative learning)Model pembelajaran kelompok atau pembelajaran kooperatif(cooperative learning) merupakan pembelajaran yang melibatkanseluruh peserta didik dalam beberapa kelompok kecil untuk salingberinteraksi. Melalui pembelajaran kooperatif akan memudahkanguru dalam mengelola kelas menjadi lebih efektif dan peserta didikakan mudah menciptakan interaksi yang sangat luas, yaitu interaksidan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik,peserta didik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan guru.3) Model pembelajaran areaModel pembelajaran area merupakan pembelajaran yangdidesain berdasarkan area yang diminati oleh peserta didik untukmemberikan kesempatan kepada mereka dalam memilih dan12digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

melaksanakan kegiatan sendiri sesuai minatnya. Pembelajaran inidirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik peserta didik danmenghormati keberagaman budaya, pengalaman individu bagipeserta didik, membantu peserta didik dalam memilih kegiatan danpusat kegiatan.4) Model pembelajaran BCCT (beyond centre and circle lajaran yang proses pembelajarannya dilakukan di dalamlingkaran (circle) dan terdapat sentra-sentra bermain. Fungsilingkaran adalah guru duduk bersama peserta didik membentuklingkaran besar yang berfungsi untuk memberikan pijakan sebelumdan sesudah bermain. Sentra bermain merupakan zona atau areabermain peserta didik sebagai pijakan lingkungan yang berfungsiuntuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik dalam segalaaspek perkembangan secara seimbang12.5) Model pembelajaran MontessoriModel pembelajaran Montessori ini bentuk oleh seorang dokterItali bernama Dr. Maria Montessori berdasarkan dari banyak risetyang dilakukannya sejak awal tahun 1900. Pembelajaran inimembebaskan peserta didik di dalam kelas untuk engerjakankegiatan dengan bebas sesuai yang dipilih. Tetapi kebebasan tidak12Hijriati, Pengembangan, 79-8613digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

akan terjadi tanpa disiplin diri dan tanpa perkembanganketerampilan yang membuat anak relatif mandiri dari bantuanorang dewasa13.2. Model Pembelajaran BCCT (Beyond Centre and Circle Time)a. Pengertian Model Pembelajaran BCCTBCCT (Beyond Centers and Circle Time) merupakan rancangankurikulum yang dirancang untuk anak usia sejak lahir sampai tamankanak-kanak yang menyediakan bermain untuk mengembangkan ideide kreatif, penuh kasih, penuh permainan dan berbagai pengalamanstimulus untuk anak. Model pembelajaran BCCT sinergis denganstrategi belajar sambil bermain maupun bermain sambil belajar yangdikembangkan oleh Creative Center for Childhood Reasearch andTraining (CCCRT) di Florida, USA untuk anak normal maupun anakberkebutuhan khusus.BCCT menurut Depdiknas tahun 2005 merupakan metode yangdigunakan untuk melatih perkembangan anak dengan menggunakanmetode bermain bagi anak usia dini. Pembelajaran berpusat padasentra-sentra dan pada saat peserta didik dalam lingkaran. Sentra mainmerupakan area atau zona bermain anak yang dilengkapi oleh alatmain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang dibutuhkanuntuk mengembangkan perkembangan anak dalam tiga jenis13Joan Beck, Asih Asah Asuh Mengasuh dan Mendidik Anak Agar Cerdas (Semarang: DaharaPrize, 1992), 175-17814digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

permainan, yaitu main sensorimotor (fungsional), main peran, danmain pembangunan. Sedangkan lingkaran merupakan waktu dimanapeserta didik dan guru duduk melingkar untuk memberikan pijakansebelum dan sesudah main14.b. Tujuan Model Pembelajaran BCCTTujuan dari model pembelajaran BCCT (Beyond Centre and CircleTime) sebagai model pembelajaran yang menekankan pada sentra danlingkaran adalah sebagai berikut.1) Model pembelajaran BCCT menekankan pada pengembanganseluruh aspek kecerdasan pada diri peserta didik melalui bermainyang terarah.2) Model pembelajaran BCCT menciptakan setting pembelajaranyang merangsang peserta didik untuk aktif, kreatif, dan menggalikemampuan berpikir peserta didik dengan memberikan kesempatankepada mereka menggali pengalaman bermainnya sendiri.3) Model pembelajaran BCCT berpusat pada sentra-sentra kegiatan,dilengkapi standar operasional yang baku, dan peserta didik beradadalam lingkaran bersama guru sehingga mudah untuk diikuti15.c. Ciri-Ciri Model Pembelajaran BCCTModel pembelajaran BCCT memiliki ciri khas yang unik, yaitumemiliki sentra-sentra dan duduk melingkar. Selain itu model14Evy Fitria, Penerapan Model Beyond Centers and

Perbandingan di TPA Khadijah Pandegiling Surabaya dan Toddler Surabaya Montessori School). Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: M. Bahri Mu

Related Documents:

COVER IMPLEMENTASI KURIKULUM PAUD DALAM PEMBELAJARAN ANAK TUNARUNGU . pembelajaran yang adaptabel dengan kondisi dan gaya belajar anak . tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,tunalaras dan anak-anak yang 12 I.G.A.K Wardani dkk,Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Banten:

ANAK MEMBACA DINI Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak. Situasi akrab dan informal di rumah dan di KB atau TK merupakan faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar. Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah terkesan serta dapat diatur. Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan mudah .

Materi konseptual merupakan materi akademik untuk kegiatan pembelajaran anak seperti membaca, menulis, matematika, dan pembelajaran sosial. 3) Materi Kehidupan Praktis (Sehari-hari) Materi kehidupan praktis diberikan pada anak untuk bekal agar anak mampu mengurus diri sendiri melalui keterampilan-keterampilan : menyapu lantai, mencuci

Majalah anak adalah majalah yang berisi bacaan yang ditujukan untuk anak-anak. Mengacu pada pandangan Huck, Hepler dan Hickman (dalam Sumardi, 2003:136) yang menyebutkan bahwa bacaan anak mempunyai ciri esensial berupa penggunaan sudut pandang anak dalam menghadirkan informasi, maka majalah anak berbahasa Jawa yang dimaksud, baik dari

Laut dipindahkan daripada Jabatan Perikanan Malaysia ke Kementerian Sumber Asli dan Alam Sekitar (NRE). Kabinet pada 16 Julai 2007, telah meluluskan penubuhan Jabatan Taman Laut Malaysia yang bertanggungjawab dalam mengurus dan mentadbir kawasan-kawasan perlindungan marin negara terutamanya kawasan Taman-Taman Laut Malaysia.

pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Pendekatan pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, pendekatan ini dapat digunakan untuk

mengandung nilai edutaiment baik secara moral maupun religious serta dapat menghibur anak-anak. Anak-anak sangat antusias dalam menonton film animasi ini dan meminta untuk memutar kembali film animasi secara berulang-ulang. Anak-anak ingin selalu membantu orang yang mengalami

1 The Secret Life of Coral Reefs VFT Teacher’s Guide The Secret Life of Coral Reefs: A Dominican Republic Adventure TEACHER’S GUIDE Grades: All Subjects: Science and Geography Live event date: May 10th, 2019 at 1:00 PM ET Purpose: This guide contains a set of discussion questions and answers for any grade level, which can be used after the virtual field trip.