BAB II LANDASAN TEORI A. KEMATANGAN KARIR

3y ago
66 Views
3 Downloads
508.44 KB
30 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 1m ago
Upload by : Ophelia Arruda
Transcription

18BAB IILANDASAN TEORIA. KEMATANGAN KARIR1. DefinisiCrites (dalam Brown, 2002) mendefinisikan kematangan karirsebagai tingkat di mana individu telah menguasai tugas perkembangankarirnya, baik komponen pengetahuan maupun sikap, yang sesuaidengan tahap perkembangan karir.Kematangan karir meruapakan istilah untuk menunjukkan suatutingkat pencapaian individu dalam rangkiaian perkembangan karir daritahap eksplorasi karir samapai pada tahap kemunduran karir atausampai karir terhenti sekaligus proses dimana individu membuatkeputusan karir ynag sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan(Dewi dkk, 2014).Sedangkan Kematangan karir menurut Nashriyah dkk, (2014)merupakan kesiapan seorang individu untuk menyelesaikan tugastugas perkembangan karir yang khas pada tiap perkembangan tertentudan kesiapan membuat suatu pilihan karir yang realistik.Jadi dapat dikatakan bahwa kematangan karir adalah sejauh manaindividu dapat menjalankan tugas-tugas dalm proses perkembanganindividu, di bidang karir.18digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19Super (dalam Rojewski dkk, 1995) mengatakan bahwa: “careerdevelopment including growth (chilhood), exploration (adolesence),estabilishment, maintance and eksplorasi,pembentukan, pemeliharaan dan mundur nya perilaku seseorang.Kematangan karir juga merupakan kesiapan afektif dan kognitif dariindividu untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan yang dihadapkan15kepadanya, karena perkembangan biologis, sosial dan harapan darimasyarakat yang telah mencapai tahap perkembangan tersebut.Kesiapan afektif terdiri dari perencanaan karir dan eksplorasi karirsementara kesiapan kognitif terdiri dari kemampuan mengambilkeputusan dan wawasan mengenai dunia kerja.Kematangan karir merupakan aspek yang perlu dimiliki siswauntuk menunjang karir dimasa depan. Pengertian kematangan kariryang diungkapkan oleh B. Hasan (2006), menyatakan bahwaKematangan karir yaitu sikap dan kompetensi yang berperan untukpengambilan keputusan karir. Sikap dan kompetensi tersebutmendukung penentuan keputusan karir yang tepat.Jadi berdasarkan pendapat di atas, kematanga karir merupakankemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh individu untukmenentukan karir yang tepat di masa depan.Menurut persons (dalam brown, 2002), “people actively engage inchoosing their vocations rather than allow chance to operate in thedigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20hunt for a job they are more satisfied with their careers employerscosts” orang secara aktif terlibat dalam memilih pekerjaan merekadaripada membiarkan kesempatan untuk beroperasi dalam perburuanpekerjaan mereka lebih puas dengan pengembangan karir mereka.Sedangkan menurut Rishadi (2016) Kematangan karir yang positifsecara umum ditandai oleh suatu proses yang salah satunyameningkatnya sikap yang berhubungan dengan karir (orientasi,potensi, kemandirian, perencanaan komitmen, motivasi dan efikasidiri).Jadi kematangan karir merupakan kemampuan yang dimiliki olehindividu yang berorientasi pada proses perencanaan dan pengambilankeputusan karir, proses eksplorasi sehingga menemukan karir yangtepat di masa depan2. Tahapan perkembangan karirMenurut Super (dalam Savickas, 2002) tahap perkembangan karirterdiri dari:a.Growth (4-13 tahun)Pada tahap ini individu ditandai dengan perkembangankapasitas, sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait dengan konsepdiri. Konsep diri yang dimiliki individu terbentuk melaluiidentifikasi terhadap figur-figur keluarga dan lingkungan tukmendapatkan informasi mengenai dunia kerja dan menggunakandigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21rasa penasaran untuk mengetahui minat. Seiring berjalannyawaktu, rasa penasaran dapat mengembangkan kompetensi untukmengendalikan lingkungan dan kemampuan untuk membuatkeputusan. Disamping itu, melalui tahap ini, anak-anak dapatmengenali pentingnya perencanaan masa depan dan memilihpekerjaan. Tahap ini terdiri dari 3 sub tahap yaitu:1. Sub tahap fantasy (4-10 tahun)Pada sub tahap ini ditandai dengan minat anak berfantasiuntuk menjadi individu yang diinginkan, kebutuhan danmenjalani peran adalah hal yang penting.2. Sub tahap interest (11-12 tahun)Individu pada sub tahap ini menunjukkan tingkah laku yangberhubungan dengan karir mulai dipengaruhi oleh kesukaananak. Hal yang disukai dan yang tidak tersebut menjadi penentuutama aspirasi dan aktifitas.3. Sub tahap capacity (13-14 timbangkan kemampuan pribadi dan persyaratanpekerjaan yang diinginkan.b. Exploration (14-24 tahun)Pada tahap ini individu banyak melakukan pencariantentang karir apa yang sesuai dengan dirinya, merencanakan masadepan dengan menggunakan informasi dari diri sendiri dan daridigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22pekerjan. Individu mulai mengenali diri sendiri melalui minat,kemampuan, dan nilai. Individu akan mengembangkan pemahamandiri, mengidentifikasipilihan pekerjaanyang sesuai, danmenentukan tujuan masa depan yang sementara tetapi dapatdiandalkan. Individu juga akan menentukan pilihan melaluikemampuan yang dimiliki untuk membuat keputusan denganmemilih di antara alternatif pekerjaan yang sesuai. Tahap ini terdiridari 3 sub tahap, yaitu :1. Sub tahap tentative (14-17 tahun).Tugas perkembangan pada tahap ini adalah menentukanpilihan pekerjaan. Individu mulai menggunakan pilihan tersebutdan dapat melihat bidang serta tingkat pekerjaan yang sesuaidengan dirinya. Hal-hal yang dipertimbangkan pada masa iniadalah kebutuhan, minat, kapasitas, nilai dan kesempatan.2. Sub tahap transition (18-21 tahun).Sub tahap ini merupakan periode peralihan dari pilihanpekerjaan yang bersifat sementara menuju pilihan pekerjaanyang bersifat khusus. Tugas perkembangan pada masa ini yaitumengkhususkan pilihan pekerjaan dengan memasuki pasarpekerja, pelatihan profesional, bekerja sambilan dan mencobamewujudkan konsep diri.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

233. Sub tahap trial (22-24 tahun).Tugas perkembangan pada masa ini adalah melaksanakanpilihan pekerjaan dengan memasuki dunia kerja.c. Establishment (25-44 tahun)Pada tahap ini individu mulai memasuki dunia kerja yangsesuai dengan dirinya dan bekerja keras untuk mempertahankanpekerjaan tersebut. Masa ini merupakan masa paling produktif dankreatif. Tahap ini terdiri dari 2 sub tahap, yaitu:1. Sub tahap trial with commitment (25-30 tahun)Pada tahap ini individu merasa nyaman dengan pekerjaan,sehingga ingin terus mempertahankan pekerjaan yang dimiliki.Tugas perkembangan pada masa ini adalah menstabilkanpilihan pekerjaan.2. Sub tahap stabilization (31-44 tahun).Pada tahap ini pola karir individu menjadi jelas dan telahmenstabilkan pekerjaan. Tugas perkembangan yang harusdipenuhi oleh individu pada masa ini adalah menetapkanpilihan pekerjaan agar memperoleh keamanan dan kenyamanandalam bekerja serta melakukan peningkatan dalam dunia kerjadengan menunjukkan perilaku yang positif dan produktifdengan rekan kerja.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24d. Maintenance (45-64 tahun)Individu pada tahap ini telah menetapkan pilihan pada satubidang karir, fokus mempertahankan posisi melalui persaingandengan rekan kerja yang lebih muda dan menjaga posisi tersebutdengan pengetahuan yang baru. Tugas perkembangan yang harusdipenuhi oleh individu pada tahap ini, yaitu:1. HoldingPada tahap ini individu menghadapi tantangan denganberkompetisi bersama rekan kerja, perubahan teknologi,memenuhi tuntutan keluarga, dan berkurangnya stamina.2. UpdatingIndividu pada tahap ini harus bekerja keras dalammengerjakan tugas dengan lebih baik melalui memperbaruipengetahuan dan keterampilan.3. InnovatingPada tahap ini individu melakukan pekerjaan dengan carayang berbeda, melakukan pekerjaan yang berbeda, danmenghadapi tantangan baru.e. Decline (lebih dari 65 tahun)Individu pada tahap ini mulai mempertimbangankan masapra-pensiun, hasil kerja, dan akhirnya pensiun. Hal ini dikarenakanberkurang kekuatan mental dan fisik sehingga menyebabkanperubahan aktivitas kerja. Tahap ini terdiri dari 2 sub tahap, yaitu:digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

251. Sub tahap decelaration (65-70 tahun).Tugas perkembangan pada sub tahap ini adalah mengurangitingkat pekerjaan secara efektif dan mulai merencanakanpensiun. Hal ini ditandai dengan adanya penyerahan tugassebagai salah satu langkah mempersiapkan diri menghadapipensiun.2. Sub tahap retirement (lebih dari 71 tahun).Sub tahap ini ditandai dengan masa pensiun dimanaindividu akhirnya mulai menarik diri dari lingkungan kerja.3. Aspek dalam kematangan karirMenurut Donald E. Super (Sharf, 1992), menyatakan bahwakematangan karir remaja dapat diukur dengan indikator-indikatorsebagai berikut:a. Perencanaan karir (career planning).Aspek perencanaan karir menurut Super (Sharf, 1992),merupakan aktivitas pencarian informasi dan seberapa besarketerlibatan individu dalam proses tersebut. Kondisi tersebutdidukung oleh pengetahuan tentang macam-macam unsur padasetiap pekerjaan. Indikator ini adalah menyadari wawasan danpersiapan karir, memahami pertimbangan alternatif pilihan karirdan memiliki perencanaan karir dimasa depan.Perencanaan karir yang diungkapkan oleh Dillard (dalamOktaviani, 2010) dijabarkan sebagai berikut, diantaranya: 1)digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26meningkatkan kesadaran diri (self awarness) dan pemahaman diri(self-understanding); 2) mencapai kepuasan pribadi (personalstatisfication); 3) mempersiapkan diri pada penempatan ngefisiensikan waktu dan usaha yang dilakukan dalam berkarir.b. Eksplorasi karir (career exploration).Menurut Super (Sharf, 1992) merupakan kemampuan individuuntuk melakukan pencarian informasi karir dari berbagai sumberkarir, seperti kepada orang tua, saudara, kerabat, teman, gurubidang studi, konselor sekolah, dan sebagainya. Aspek eksplorasikarir berhubungan dengan seberapa banyak informasi karir yangdiperoleh siswa dari berbagi sumber tersebut. Indikator dari aspekini adalah mengumpulkan informasi karir dari berbagai sumber danmemanfaatkan informasi karir yang telah diperoleh.Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992) adalah kemampuansiswa dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalammembuat perencanaan karir. Konsep ini didasari pada tuntutansiswa untuk membuat keputusan karir, dengan asumsi apabilasiswa mengetahui bagaimana orang lain membuat keputusan karirmaka diharapkan mereka juga mampu membuat keputusan kariryang tepat bagi dirinya.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27c. Pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja (world of workinformation).Aspek ini terdiri dari dua komponen menurut Super (Sharf,1992), yakni terkait dengan tugas perkembangan, yaitu individuharus tahu minat dan kemampuan diri, mengetahui cara orang lainmempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan danmengetahui alasan orang berganti pekerjaan. Komponen keduaadalah mengetahui tugas-tugas pekerjaan dalam suatu jabatan danperilaku-perilaku dalam bekerja.d. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai(knowledge of preferred occupational group).Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992) adalah siswa diberikesempatan untuk memilih satu dari beberapa pilihanpekerjaan, dan kemudian ditanyai mengenai hal-hal yangberkaitan dengan pekerjaan tersebut. Mengenai persyaratan,tugas-tugas, faktor-faktor dan alasan yang mempengaruhipilihan pekerjaan dan mengetahui resiko-resiko dari pekerjaanyang dipilihnya. Indikator pada aspek ini adalah pemahamanmengenai tugas dari pekerjaan yang diinginkan, memahamipersyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui faktordan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan yang diminatidan mampu mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkinmuncul dari pekerjaan yang diminati.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28e. Decision makingMenurut Super (Sharf, 1992),Dimensi ini mengukurpengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan keputusan.Individu memiliki kemandirian, membuat pilihan pekerjaan yangsesuai dengan minat dan kemampuan, kemampuan untukmenggunakan metode dan prinsip pengambilan keputusan untukmenyelesaikan masalah termasuk memilih pendidikan danpekerjaan Realisasi keputusan karir adalah perbandingan antarakemampuan individu dengan pilihan karir pekerjaan secararealistis.Sedangkan aspek kematangan karir menurut myers, dkk (dalamNicholas A.V & Larry C, 2000) adalah perilaku dalam menentukanpilihan, orientasi dalam pekerjaan, kemandirian dalam memutuskansesuatu dan konsep dalam proses pemilihan karir individu.4. Faktor-faktor yang memengaruhi kematangan karirSuper (dalam sharf, 1992) menyatakan bahwa terdapat beberapafaktor yang mempengaruhi tercapainya kematangan karir yaitu:a. Faktor-biososial, seperti umur dan kecerdasan.b. Faktor lingkungan, yaitu tingkat pekerjaan orang tua, sekolah,stimulus budaya dan kohesivitas keluarga.c. Keperibadian, meliputi kosep diri, fokus kendali, bakat khusus,nilai/norma dan tujuan hidup.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29d. sesuaian aspirasi dan ekspektasi karir.e. Prestasi individu, meliputui prestasi akademik, kebebasan,partisipasi di sekolah dan luar sekolah.Penelitian lain juga mengungkapakan faktor lain seperti selfefficacy dan juga role model serta family functioning (Brown, S.& lent, 2008).Menurut Naidoo (1998) terdapat beberapa faktor yangmempengaruhi kematangan karir individu, yaitu:a. Educational endidikannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukanoleh McCaffrey, Miller, dan Winstoa (dalam Naidoo, 1998)pada siswa junior, senior, dan alumni terdapat perbedaan dalamhal kematangan karir. Semakin tinggi tingkat pendidikansemakin tinggi pula kematangan karir yang dimiliki. Hal inimengindikasikan kematangan karir meningkat seiring tingkatpendidikan.b. Race ethnicityKelompok minoritas sering dikaitkan dengan kematangankarir yang rendah yang berhubungan dengan orang tua. Jikaorang tua mendukung anaknya walaupun mereka berasal daridigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30kelompok minoritas, anak tersebut tetap akan memilikikematangan yang baik.c. Locus of controlHasil penelitian menunjukkan bahwa individu dengan tingkatkematangan karir yang baik cenderung memiliki orientasi locusof control internal.d.Social economi statusIndividu yang berasal dari latar belakang sosial matangan karir. Hal ini ditandai dengan kurangnya aksesterhadap informasi tentang pekerjaan, figur teladan dananggapan akan rendahnya kesempatan kerja.e. Work saliencePentingnya pekerjaan mempengaruhi individu dalammembuat pilihan, kepuasan kerja yang merujuk pada komitmenkerja, serta kematangan karir pada siswa SMU dan mahasiswa.f. GenderWanita memiliki nilai kematangan karir yang lebih rendahdibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan karenawanita lebih rentan dalam memandang konflik peran sebagaihambatan dalam proses perkembangan karir, dan ndingkan dengan laki-laki.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31B. VOCATIONAL IDENTITY1. DefinisiIdentitas menurut Erikson (dalam Santrock, 2007) adalah aspekkunci dari perkembangan remaja. Dimana identitas diri adalahmengenal dan menghayati dirinya sebagai pribadi sendiri serta tidaktenggelam dalam peran yang dimainkan yaitu peran yang bersifatpenyesuaian dengan tuntutan masyarakat.Woolfolk mengartikan identitas sebagai suatu pengorganisasiandorongan-dorongan, kemampuan-kemampuan, keyakinan-keyakinandan pengalaman individu ke dalam citra diri yang konsisten (dalamyusuf, 2010). Upaya pengorganisasian ini melibatkan kemampuanuntuk melibatkan pilihan dan mengambil keputusan, terutama alanmengintegrasikan semua aspek ini, atau kesulitan untuk melakukanpilihan, maka remaja akan mengalami kerancuan peran (roleconfusion).Jadi identitas merupakan gambaran diri mengenai dorongan,keyakinan serta kepribadian yang melekat pada diri individu.Selanjutnya Marcia (dalam Yusuf, 2010) mengatakan identitas ngan-dorongan, kemampuan-kemampuan dan keyakinan keyakinan kedalam citra diri secara konsisten yang meliputi pekerjaan dan filsafathidup. Apabila remaja gagal mengintegrasikan aspek-aspek dandigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32pillihan atau merasa tidak mampu untuk memilih, maka dia akanmengalami kebingungan.Holland (dalam hirschi, 2007). Vocational identity merupakansikap atau gambaran yang dimiliki seesorang secara jelas mengenaitujuan, kepentingan dan bakat Sedangkan Smitina (2008) menyatakanbahwa kegagalan membentuk identitas vokasional yang stabil seringmenimbulkan keraguan di masa depan.Jadi Vocational identity merupakan gambaran jelas mengenai bakatminat dan tujuan dalam menentukan masa depan.Vocational identity merupakan pembentukan gambaran diri terkaitdengan jenjang karir dan pekerjaan yang diinginkan seseorang yangterbagi dalam dimensi krisis dan dimensi komitmen, adalah jenis statusindividu berdasarkan sudah atau belumnya individu mengalami krisisdan berkomitmen pada suatu pilihan terkait jenjang karier danpekerjaan yang diinginkan. Keempat status pada variabel ini adalahstatus identity achievement, status foreclosure, status moratorium, danstatus identity diffusion. (Berk, 2008)Jadi Vocational identity merupakan gambaran diri terkait pekerjaanyang diinginkan yang melalui krisis dan komitmen.Vocational identity akan semakin berkembang seiring denganaktivitas eskplorasi karier dan pembuatan komitmen yang dilakukanoleh seorang individu. Aktivitas tersebut sesuai dengan aktivitasaktivitasyang y.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33perkembangan karier specification di mana individu diharapkanmelakukan sebanyak mungkin eksplorasi dalam rangka menentukanpekerjaan yang diinginkan. (Sharf, 1992)Adanya komitmen dan juga proses eksplorasi di dalampembentukan identitas, akan membantu seseorang untuk membentukgamabaran karir yang diinginkan.Menurut Marcia (dalam Holland 1993), ada lima area identitas diriindividu yang harus terbentuk pada masa remaja, yaitu : identitasvokasional, identitas religius, identitas politik, identitas etnis danidentitas seksual. Sementara itu Santrock (2007) membedakannyakepada delapan area yaitu : identitas karir/ vokasional, id

keputusan dan wawasan mengenai dunia kerja. . dalam bekerja serta melakukan peningkatan dalam dunia kerja dengan menunjukkan perilaku yang positif dan produktif . sesuatu dan konsep dalam proses pemilihan karir individu. 4. Faktor-faktor yang memengaruhi kematangan karir

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis