BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 IPA - UKSW

2y ago
44 Views
2 Downloads
852.77 KB
13 Pages
Last View : 24d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Amalia Wilborn
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1 Pengertian IPAIlmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alamsekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam,peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam, ilmu dapat diartikan sebagai suatupengetahuan yang bersifat objektif. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alamsecara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupafakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan kurikulum KTSP(depdiknas : 2006).Istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitarbeserta isinya. James Conant 1997 (dalam Samatowa Usman 2010:1) mendefinisikan sainssebagai “suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, danyang tumbuh sebagai hasilnya eksperimentasi dan observasi,serta berguna untuk diamati dandieksperimentasikan lebih lanjut.Fowler dalam Trianto (2010:136) berpendapat IPA adalah pengetahuan ejala-gejalakebendaandandidasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.Beberapa definisi dan juga pendapat yang sudah dipaparkan di atas , maka dapatdisimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD merupakan mata pelajaran yang tersusunsistematis, mempelajari tentang gejala-gejala alam, melalui serangkaian proses yang dikenaldengan proses ilmiah, sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yangtersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secarauniversal.2.1.1Pembelajaran IPA SDPembelajaran IPA merupakan interaksi antara komponen-komponen pembelajaranseperti pendidik, peserta didik, alat atau media belajar dalam bentuk kegiatan belajarmengajar untuk mencapai tujuan serta kompetensi yang telah ditetapkan. Samatowa Usman(2010:26). Oleh karena struktur kognitif anak-anak tidak dapat dibandingkan dengan strukturkognitif ilmuwan, perlu adanya modifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifmereka mengenai ketrampilan-ketrampilan proses IPA (Samatowa Usman 2010:5).6

7Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka disimpulkan pembelajaran adalah suatuproses interaksidan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswabelajar, guru harus mengetahui kegunaan yang diperoleh dari pelajaran IPA. Perlu adanyamodifikasi pembelajaran sehingga siswa pun merasa senang dalam pembelajaran dan tidakmerasa pembelajaran itumonoton ataupun membosankan.Tujuan Pembelajaran IPA yaitu :1. IPA merupakan dasar teknologi sebagai dasar yang cukup luas2. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih atau mengembangkan kemampuanberpikir kritis3. IPA merupakan mata pelajaran yang diajarkan melalui percobaan-percobaan yangdilakukan oleh anak4. udapatmembentukkepribadian anak secara keseluruhan (Samatowa Usman, 2010:6).Seperti yang telah diuraikan bahwa IPA mengembangkan kemampuan berpikir kritisseperti yang dijabarkan di atas, maka dalam pembelajaran IPA memerlukan modelpembelajaran. Ada beberapa pakar yang mendefinisikan mengenai model pembelajaran,beberapa diantaranya adalahE Mulyasa (2003) menjelaskan ada lima model pembelajaran yaitu: (1) PembelajaranKontekstual (Contextual Teaching Learning): (2) Bermain Peran (Role Playing): (3)Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning): (4) Belajar Tuntas (MasteryLearning): dan (5) Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction).Joyce & Weil (dalam Rusman, 2011: 133) menjelaskan bahwa model pembelajaranadalahsuatu rencana atau pola yang dapat digunakan untukmembentukrencanapembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbingpembelajaran di kelas atau yang lain.Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptualsedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga model-modelpembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan perancang kegiatan yangsistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa.Peneliti berpendapat model yang cocok diterapkan untuk pembelajaran IPA adalahmodel pembelajaran Problem Based Learning. Model tersebut cocok diterapkan dalampembelajaran IPA dikarenakan dalam model tersebut melatih siswa untuk dapat memecahkanmasalah dan berinteraksi dengan orang lain. Digunakannya Problem Based Learning dalam

8pembelajaran IPA maka siswa dapat berperan aktif dalam berinteraksi dengan orang lain danjuga bereksperimen dengan kemampuan berpikir siswa tersebut.2.1.2Kompetensi Dasar Pembelajaran IPA SDKompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh siswa dalampembelajaran. Pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pengalaman belajar secaralangsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secaranasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap Satuan Pendidikan.Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk membangunkemampuan kerja ilmiah. Dalam penelitian ini standar kompetensi dan kompetensi dasaryang akan digunakan disajikan dalam Tabel 2.1Tabel 2.1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA untukSD/MI Kelas 5 Semester 1Standar Kompetensi1. Memahami hubungan antara strukturorgan tubuh manusia dengan fungsinya,serta pemeliharaannnya.Kompetensi Dasar1.1Mengidentifikasi fungsi organpernapasan manusia.1.2Mengidentifikasi fungsi organpernapasan hewanSumber: Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi2.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning2.2.1Pengertian Problem Based LearningPembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalamProblem Based Learningkemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melaluiproses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan,mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan

9(Tan dalam Rusman 2014:229).Sedangkan menurut Hamdayana (2014:209) Modelpembelajaran berbasis masalah yang biasa disebut PBL dapat diartikan sebagai rangkaianaktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapisecara ilmiah.Pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan modelpembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoretik konstruktivisme. Dalam modelpembelajaran berbasis masalah, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehinggasiswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi jugametode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu siswa tidak saja harusmemahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian, tetapi ngpemecahanberhubunganmasalahdandengan keterampilan menerapkanmenumbuhkanpolaberpikirkritis(Hamdayana 2014:210).Dari pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasismasalah merupakan pembelajaran yang meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalammenyelesaikan permasalahan, siswa juga dapat memberdayakan, mengasah, menguji, danmengembangkan kemampuan berfikirnya secara berkesinambungan,menggunakan konsepsiswa tidak hanyayang berhubungan dengan masalah, tetapi juga metode untukmemecahkan masalah.2.2.2Kekurangan dan Kelebihan Problem Based elebihandarimodelpembelajaran Problem Based Learning yaitu :1. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan tertantang untukmenyelesaikan masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran dikelas tetapi jugamenghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari (real world).2. Menumpuk solidaritas dengan terbiasa bediskusi dengan teman-teman.3. Makin mengakrabkan guru dengan siswa.4. Membiasakan siswa melakukan eksperimen.Jadi dapat disimpulkan bahwa kelebihan model pembelajaran Problem BasedLearningadalah dapat melatih siswauntukberinteraksi dengan orang lain dalampenyelesaian masalah dan juga membiasakan siswa untuk berani bereksperimen. Adapunkelemahan model pembelajaran Problem Based Learning yang dikemukakan oleh Warsonodan Hariyanto (2012:152) yaitu :

101. Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa pada pemecahan masalah.2. Seringkali memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang panjang.3. Aktivitasnya susah dipantauDapat disimpulkan bahwa kelemahan model Problem Based Learning adalah lebihbanyak membutuhkan biaya dalam bereksperimen.2.2.3Langkah –Langkah Pendekatan Model Pembelajaran Problem Based LearningLangkah – langkah atau sintak Problem Baseed Learning menurut Ibrahim dan nurdan ismail dalam (Rusman 2014:243) adalah sebagi berikut :Tabel 2.2Sintak Problem Based LearningFase1.IndikatorOrientasi siswa pada masalahTingkah laku guruMenjelaskantujuanpembelajaran,menjelaskan logistic yang diperlukan,dan memotivasi siswa terlibat padaaktivitas pemecahan masalah.2.Mengorganisasisiswabelajaruntuk Membantu siswa mendefinisikan danmengorganisasikan tugas belajar yangberhubungan dengan masalahtersebut.3.Membimbing pengalamanMendorong siswa untukindividual / kelompokmengumpulkan informasi yang sesuai,melaksanakan eksperimen untukmendapatkan penjelasan danpemecahan masalah

114.Mengembangkan dan menyajikanMembantu siswa dalamhasil karyamerencanakan dan menyiapkan karyayang sesuai laporan, dan membantumereka untuk berbagai tugas dengantemannya.5.Menganalisis dan mengevaluasiMembantu siswa untuk melakukanproses pemecahan masalahrefleksi atau evaluasi terhadappenyelidikan mereka dan proses yangmereka gunakanSumber : Model-model pembelajaran (Rusman : 2014:243)2.2.4Komponen-Komponen Problem Based LearningKomponen pembelajaran Problem Based Learning menurut (Hosnan 2014:300)adalah sebagai berikut:a. Pengajuan masalah atau pertanyaanb. Keterkaitan masalah dengan berbagai masalah disiplin ilmuc. Penyelidikan yang autentikd. Menyajikan atau memamerkan hasil karyae. Kolaborasi2.3 Kreativitas Belajar2.3.1 Pengertian KreativitasKreativitasadalahsalahsatupotensi alamiah dalam diri anakyang harusdikembangkan secara optimal. Kreativitas itu sendiri ditumbuhkan di otak kanan, yaitubagian otak yang memiliki spesifikasi berpikir, mengolah data seputar perasaan, emosi, seni,dan musik. Semua anak yang lahir di dunia pasti mempunyai sisi kreativitas, tapi dalam kadaryang berbeda. Tinggi rendahnya kreativitas anak di pengaruhi oleh dua hal, yaitu faktorgenetik ( bawaan lahir) dan faktor lingkungan. Kreativitas ini akan tumbuh secara optimaljika kedua faktor dipadukan secara baik ( Beni S. Ambarjaya 2012 :33-34).

12Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas itu hanya dimiliki oleh segelintir orangyang berbakat. John Kao 1996 ( dalam Beni S. Ambarjaya 2012: 34-35) membantah pendapatini . “ Kita semua memiliki kemampuan kreatif yang memgagumkan, dan kreativitas bisadiajarkan dan dipelajari,” kata Kao. Terdapat beragam definisi yang terkandung dalampemgertian kreativitas. Menurut pandangan David Camp, kreativitas adalah salah satu ideatau pemikiran manusia yang bersifat inovatif, berdaya guna, dan dapat dimengerti. Definisisenada juga dikemukakan oleh Drevdahl. Menurutnya, kreativitas adalah kemampuanseseorang menghasilkan gagasan baru,berupa kegiatan atau sintetis pemikiran yangmempunyai maksud dan tujuan ditentukan , bukan fantasi semata (Beni S. Ambarjaya 2012 :35).Kreativitas berdasarkan pengertian para ahli diatas menjelaskan bahwa kreativitasdapat diajarkan dan dipelajari oleh setiap orang. Anak pada usia dini perlu untuk kita latihkekreativitasannya supaya mereka bisa mengembangkan kreativitas anak secara optimal.Kreativitas yang dimiliki anak merupakan gagasan atau pemikiran yang masih baru yangselalu dapat dikembangkan oleh masing-masing pribadi, sehingga kreativitas yang dimilikiseseorang tidak dapat dibatasi.2.3.2 Kreativitas pada AnakA. Kreativitas AnakKreativitas yang tampak pada orang dewasa berbeda dengan yang tampak pada anakanak. Kreativitas seseorang akan muncul bila diasah sejak dini, kreativitas pada anak-anakmerupakan sifat yang komplikatif. Seorang anak mampu berkreasi dengan spontan karena iatelah memiliki unsur pencetus kreativitas. Pada dasarnya, kreativitas anak-anak bersifatekspresionis. Ini karena pengungkapan ekspresi itu merupakan sifat yang dilahirkan dandapat dikembangkan melalui latihan-latihan. Ekspresi ini disebut dengan spontanitas, terbuka,tangkas, dan sportif.Ada 3 ciri dominan pada anak kreatif, yaitu :-Spontan;-Rasa ingin tahu; dan-Tertarik pada hal baruTernyata, ketiga ciri-ciri tersebut terdapat dalam diri anak. Berarti semua anak padadasarnya adalah kreatif, faktor lingkunganlah yang menjadikan anak tidak kreatif. Usia dini

13atau disebut juga sebagai usia prasekolah merupakan suatu masa ketika anak-anak belummemasuki masa sekolah. Pengembangan kreativitas anak secara terarah pada rentang usiatersebut berdampak pada kehidupannya di masa depan. Tapi sebaliknya, jika orang tua tidakdapat memerhatikan pengembangan kreativitas anak secara benar dan terarah, bisa jadi akanberakibat fatal terhadap kreativitas anak yang sebenarnya (Beni S. Ambarjaya 2012 : 35-36) .B. Faktor Penghambat berkembangnya Kreativitas AnakAda beberapa faktor yang bisa menghambat perkembangan kreativitas anak, antaralain :a. Perasaaan takut gagal.b. Terlalu terpaku pada tata tertib dan tradisi.c. Enggan bermain dan terlalu mengharapkan hadiah jika dihadapkan pada tugastertentu.d. Orang tua yang terlalu melindungi anak dan ini biasanya terjadi banyak pada anakpertama sehingga kesempatan bagi dirinya untuk belajar justru berkurang.e. Setiap anak unik, jangan dibanding-bandingkan.C. Peran Orang tua dalam Mengembangkan Kreativitas AnakBeberapa langkahdiantaranya adalah :yangbisadilakukanuntukmembangunkreativitasanak,a. Membangun Kepribadianb. Memilihkan Saran Bermain yang Sesuaic. Kenalkan dengan Lingkungan Sosiald. Ajak Berhubungan dengan Alame. Jangan Asal Melarangf.Memfasilitasi Anak untuk Menilai Dunia Sebagai Hal yang Pentingg. Memfasilitasi Anak untuk Tetap Memiliki Penilaian dan Pemahaman yang Unikh. Menggugah Anak dengan Rangsangan yang Beragami.Melakukan Aktivitas-aktivitas Kreatifj.Menumbuhkembangkan Motivasik. Mengendalikan Proses Pembentukan Anak Kreatifl.Mengevaluasi Hasil Kreativitas

142.4 Hasil Belajar IPASuatu proses belajar mengajar terdapat sesuatu yang telah tercapai. Hasil dari prosespembelajaran yang telah tercapai ini disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar yangdidapatkan diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. ilpengukuranpenguasaanbidang/materi dan aspek perilaku baik melalui teknik tes maupun non tes.Naniek,dkk (2012:399) mendefinisikankeberhasilan peserta didik dapat dilihat darihasil belajarnya, keberhasilan peserta didik setelah mengikuti suatu pembelajarantertentu kita sebut dengan keberhasilan hasil belajar. Hasil belajar peserta didik dapatdiklasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu :a. Domain kognitif, yaitu pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dankecerdasan logika - matematikab. Domain afektif, yaitu sikap dan nilai atau yang mencakup kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional.c. Domainpsikomotor,yaituketerampilan atau yang mencakupkecerdasankinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal.Hanya tetapi dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diteliti hanya domainkognitif. Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian hasil belajar, menurut NanaSudjana (2009:3) Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajardalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.Oemar Hamalik (2013:33) juga menyatakan bahwa Hasil belajar adalah bila seseorangbelajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut. Misalnyadari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.Senada dengan pendapat tersebut Abdul Majid (2014:28) menyatakan bahwahasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar dapat berupa dampakpengajaran dan dampak kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan peserta didik.Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa hasilbelajar adalah perubahan tingkah laku, yang merupakan akibat dari proses belajar yangmencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Atau adanya perubahan dalam

15tingkah laku misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadimengerti.2.5 Hasil Penelitian Yang RelevanPenelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Penelitian yang dilakukan oleh Perida, Frizta Wahyu Pety dengan judul yaAlam MelaluiPenggunaan Model Problem Based Learning Siswa Kelas 4 SDN 6 DepokKecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2012/2013” Jenispenelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model PTK yangdigunakan adalah model spiral dari Kemmis, S dan Mc Taggart, R denganmenggunakan 2siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 tahap yakni (1)perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan dan pengamatan, dan (3) refleksi.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN 6 Depok Kecamatan TorohKabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Sebanyak 24 siswa.Hal ini nampak pada perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisiprasiklus sebesar 29,17%, siklus I meningkat menjadi 66,7% dan pada siklus IImeningkat menjadi 91,7% dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 70). Hasilpenelitian ini disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA di SDterutama dalam menggunakan model Problem Based Learning.b. ggunaanModelPembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) untuk MeningkatkanHasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas 6 Semester I SD Negeri Batiombo 02Kecamatan Bandar Tahun Pelajaran 2013/2014”.Permasalahan dalam penelitantindakan kelas ini ialah hasil belajar matematika siswa kelas 6 SD NegeriBatiombo 02 hasilnya rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes matematika23 siswa kelas 6 yang tuntas hanya 14 siswa (60,26%), dan 9 siswa (39,13%)tidak tuntas, dan nilai rata-rata kelas 63,26. Kondisi tersebut masih jauh dari yangdiharapkan. Pembelajaran matematika dalam kurikulum KTSP kelas 6 SD NegeriBatiombo 02 dianggap tuntas apabila 75% siswanya mencapai nilai 60. Dalampengumpulan data metode yang digunakan adalah observasi dan tes. Hasil belajarsiswa mengalami peningkatan, sebelum penelitian ketuntasan hanya 39,13%dengan rata-rata kelas 63,26 setelah dilakukan tindakan, pada siklus1 ketuntasan

16belajar siswa 73,91% dengan nilai rata-rata 66,30. Pada siklus 2 ketuntasan belajarsiswa 100% dengan nilai rata-rata kelas 71,08 Berdasarkan hasil penelitian dapatdisimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasisi masalah(PBL) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 6 SD NegeriBatiombo 02 Kecamatan Bandar Kabupaten Batangc. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Andriastutik, Siti dengan judul “PenerapanModel Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Matematika DalamUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 Semester IISekolah Dasar Negeri 6 Sindurejo Tahun Ajaran 2012/2013” Penelitian dilakukandengan tujuan ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkanmodel problem based learningdalam proses pembelajaran matematika di kalangansiswa kelas 5 semester II SD Negeri 6 Sindurejo. Penelitian ini merupakanPenelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus. Teknik observasidigunakan untuk mengetahui tingkah laku siswa dan aktifitas guru selama prosespembelajaran.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptifkomparatif yaitu membandingkan data yang diperoleh dari prasiklus, siklus I, dansiklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian inimenunjukan bahwa penerapan model problem based learning dalam pembelajaranmatema

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1. Pengertian . IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) . pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoretik konstruktivisme. Dalam model pembelajaran berbasis masalah, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari kons

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .