KEPERAWATAN JIWA Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Masalah .

3y ago
272 Views
54 Downloads
783.91 KB
35 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Matteo Vollmer
Transcription

KEPERAWATAN JIWA“Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Masalah Gangguan Konsep Diri”Disusun oleh:Kelompok 31.Joko Sutrisno14.041.15.0472.Lutfiya Irmayanti14.401.15.0533.Nur Indana Zulfa14.401.15.0614.Qonita Ramadani14.401.15.0655.Wahyu Purwaningsih14.401.15.082AKADEMI KESEHATAN RUSTIDAPROGRAM STUDI D III KEPERAWATANKRIKILAN-GLENMORE BANYUWANGI2017

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Masalah UtamaGangguan Konsep DiriB. Proses Terjadinya Masalah1. Pengertian konsep diriKonsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yangmerupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhihubungannya dengan orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapidipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri,dengan orang terdekat dan realitas dunia. (Mukhripah Damaiyanti, Iskandar,2012: 35)Konsep diri adalah penilaian subjektif individu terhadap dirinya, perasaansadar atau tidak sadar dan persepsi terhadap fungsi, peran dan tubuh. (FaridaKusumawati, Yudi H, 2010: 64)2. Penyebaba. Faktor predisposisi1) BiologiHarapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapaikarena dirawat atau sakit. Stresor fisik atau jasmani yang lain seperti:suhu dingin atau panas, suara bising, rasa nyeri atau sakit, kelelahanfisik, lingkungan yang tidak memadai dan pencemaran (polusi) udaraatau zat kimia.2) Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalanyang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.Stressor yang lain adalah konflik, tekanan, krisis dan kegagalan.1

3) Sosio kulturalStereotipi peran gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya,tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial(http://digilib.unimus.ac.id 10 mei 2012)4) Faktor predisposisi gangguan citra tubuha) Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi/fungsi)b) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibatpertumbuhan dan perkembangan atau penyakit)c) Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap strukturmaupun fungsi tubuhd) Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi, transplantasi.5) Faktor predisposisi gangguan harga diria) Penolakan dari orang lainb) Kurang penghargaanc) Pola asuh yang salah : terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlaludituruti, terlalu dituntut, dan tidak konsistend) Persaingan antar saudarae) Kesalahan dan kegagalan yang berulangf) Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.6) Faktor predisposisi gangguan perana) Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,perubahan situasi dan keadaan sehat-sakitb) Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yangbertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhic) Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentangharapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah lakuperan yang sesuaid) Peran yang terlalu banyak.b. Faktor presipitasi2

Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau fakktor dariluar individu ( internal or external sources ) yang terdiri dari:1)Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikanperistiwa yang mengancam kehidupan2)Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasatidak adekuat melakuakan peranatau melakukan peran yangbertentangan denagn hatinya atau tidak merasa cocok dalammelakukan perannya. Ada 3 janis transisi peran:a) Perkembangan transisi, yaitu perubahan normatif yang ahapperkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga menyesuaikan diri.b) Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya anggotakeluarga melalui peristiwa penting dalam kehidupan individuseperti kelahiran atau kematian.c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaansehat ke keadaan sakit, transisi ini dapat dicetuskan oleh :1) Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh2) Perubahan fisik yang berkaitan dengan tumbuh kembangnormal. (http://digilib.unimus.ac.id 10 mei 2012)3. Jenisa. Citra Tubuh (Body image)Citra tubuh (body image) adalah kumpulan sikap individu yang disadariatau tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaanmasa lalu dan sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi.Citra tubuh dimodifikasi secara berkesinambungan dengan persepsi danpengalaman baru. Hal-hal penting yang terkait dengan gambaran diriseperti:1

1) Fokus individu terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja.2) Bentuk tubuh, TB, dan BB.3) Tanda-tanda pertumbuhan kelamin sekunder.4) Cara individu memandang diri.5) Gambaran realistik terhadap menerima dan menyukai bagian-bagiantubuh.6) Stabilitas psikologis.b. Ideal Diri (Self Ideal)Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya diaberperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai personaltertentu. Ideal diri juag sering disebut sama dengan cita-cita, keinginan,harapan, tentang diri sendiri.c. Identitas Diri (Self Identifity)Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber daripengamatan dan penilaian yang merupakan sintetis dari semua aspekkonsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh. Hal-hal penting yang terkaitdengan identitas diri yaitu:1) embangnya konsep diri.2) Individu yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan memandangdirinya tidak sama dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.3) Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap sejak bayi.4) Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan perempuanserta banyak dipengaruhi oleh pandangan maupun perlakuanmasyarakat.5) Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai diri sendiri,kemampuan dan penguasaan diri.6) Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.d. Peran Diri (Self Role)2

Peran diri merupakan pola perilaku, sikap, nilai dan aspirasi yangdiharapkan individu berdasarkan posisinya dimasyarakat. Hal-hal pentingyang terkait dengan peran diri, yaitu:1) Peran dibutuhkan individu sebagai aktualisasi diri.2) Peran yang memenuhi kebutuhan dan yang sesuai dengan ideal diri,menghasilkan harga diri yang tinggi, dan sebaliknya.3) Posisi individu di masyarakat dapat menjadi stressor terhadap peran.4) Stress peran timbul karena struktur sosial yang menimbulkan kesulitanatau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.5) Stress peran terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yangtidak sesuai, dan peran yang terlalu banyak atau berlebihan.e. Harga Diri (Self Esteem)Harga diri merupakan penilaian individu tentang nilai personal yangdiperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya denganideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal daripenerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,kekalahan, dan kegagalan tetap measa sebagai orang yang penting danberharga. Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi oranglain dan mendapat penghargaan dari orang lain. (Mukhripah Damaiyanti,Iskandar, 2012: 35-37)4. Rentang responKonsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu.Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yangterlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaanlingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dansosial yang maladaptif. Rentang respon individu terhadap konsep dirinya dapatdilihat pada gambar dibawah ini.3

Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif denganlatar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yangada pada dirinya meliputi citra diri, ideal diri, harga diri, penampilan peranserta identitas dirinya secara positif. Hal ini menunjukkan bahwa individu ituakan menjadi individu yang sukses.Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiritermasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis,tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan denganharga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan orang lain, gangguan dalamberhubungan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, perasaan negatifmengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatirserta menarik diri dari nak-kanakuntukkedalamkepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapaun perilaku yangberhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifatkepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif, perasaanhampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yangtinggi, ketidakmampuan untuk empati terhadap orang lain.Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klientidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau dari luar tubuhnya, individumengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan4

tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya. (MukhripahDamaiyanti, Iskandar, 2012: 37-38)5. Proses terjadinya masalahKonsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan,dankepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya danmempengaruhi hubungannya denga orang lain. Konsep diri tidak terbentuksejak lahir namun dipelajari. Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diridimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri denganmenganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. (keliat. 2001)Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yangberharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individusering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari dirisendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerimapenghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri digambarkan sebagaioerasaan yang negetiv terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diridan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri,penurunan produktifitas, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung danmenarik diri secar sosial.Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurangmempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain danideal diri yang tidak realistik.6. Tanda dan gejalaa. FisiologisGejala fisiologis yang timbul antara lain, peningkatan frekuensi jantung,peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi pernapasan, diaphoresis,dilatasi pupil, tremor suara (perubahan nada suara), gemetar, menggigil,palpitasi, mual atau muntah, berkemih sering, diare, insomnia, keletihandan kelemahan, kemerahan atau pucat, mulut kering, sakit dan nyeri5

ahan,pingsan/pening, paratesia, dan anoreksia. (Carpenito,2009)b. EmosionalIndividu menyatakan bahwa ia merasa ketakutan, tidak berdaya, gugup,kurang percaya diri, kehilangan kendali, ketegangan meningkat, tidakmampu rileks, individu menampakkan iritabilitas/tidak sadar, marah ,reaksimengagetkan, mengkritik diri dan orang lain, menarim diri, inisiatifrendah, celaan terhadap diri, kontak mata buruk. (Carpenito,2009)c. KognitifKetidakmampuan berkonsentrasi, rendahnya kesdaran terhadap sekitar,pelupa, merenung, orientasiterhadapmasa lalu dari pada sekarangataumasa depan, bloking saat berpikir, menurunnya kemampuan belajar,dan konfusi. (Carpenito,2009)Kaji faktor yang berhubungan:a. Situasional (individu, lingkungan)Berhubungan dengan ancaman yang dirasakan atau ancaman actualterhadap konsep diri sebagai akibat dari perubahan status, rendahnyapengakuan dari orang lain, kegagalan,kehilangan berharga dan dilemaetik. Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat sebagai akibatdari kematian, perceraian, tekanan budaya, pindah, berpisah sementaraatau selamanya. Berhubungan dengan dengan ancaman yang dirasakanterhadap intergitas biologis sebagai akibat proses menjelang ajal,penyerangan, prosedurinvasif, penyakit. Berhubungan denganperubahan lingkungan yang actual sebagai akibat hospitalisasi, pindah,pension, bahaya keamanan. Berhubungan dengan lingkungan yangactual dalam status sosioekonomi sebagai akibat dari pengangguranpekerjaan baru. (Carpenito,2009)b. Maturasional6

Pada bayi/anak-anak (berhubungan dengan perpisahan, lingkungan atauorang yang tidak dikenal, perubahan dalam hubungan teman sebaya)remaja (berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri) dewasa(berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibatkehamilan menjadi orang tua, perubahan karir dan efek penuaan),lanjut usia(berhubungan dengan ancaman terhadap konsep dirisekunder akibat penurunan sensorik, penurunan motorik, masalahkeuangan, perubahan pada masa pension). (Carpenito,2009)7. AkibatGangguan konsep dirimembuat klien menjadi tidak mau, maupun tidakmampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial seperti menarikdiri. Menarik diri merupakan gangguan kepribadian yang tidak fleksibel padatingkah laku yang maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungansosial. (depkes RI, 1998)8. Mekanisme kopingIndividu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasistres, proses koping terhadap stres menjadi pedoman untuk mengatasi reaksistres. Koping sebagai proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarakyang ada antara tuntutan-tuntutan (baik tuntutan itu yang berasal dari individumaupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber dayayang mereka gunakan dalam menghadapi situasi penuh stres (Gustiarti,2002)Mekanisme koping terdiri dari pertahanan jangka pendek atau jangkapanjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi dirisendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Mekanisme kopingpada klien cdengan gangguan konsep diri dibagi dua yaitu:a. Koping jangka pendek1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri(misalnya: konser musik, bekerja keras, dan observasi nonton televisi).7

2) Aktivitas yang memberikan identitan pengganti sementara (misalnya:ikut serta dalam kelompok sosial, agama, politik, kelompok, gerakanatau genk).3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaandiri tak menentu (misalnya: olah raga yang kompetitif, prestasiakademik, kontes untuk mendapatkan popularitas).4) Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuatidentitas diluar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnyapenyalahgunaan obat).b. Koping jangka panjangMekanisme jangka panjang meliputi:1) Penutupan identitas merupakan adopsi identitas prematur yang diinginkanoleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensidiri individu.2) Identitas negatif merupakan asumsi identitas yang tidak sesuai dengannilai dan harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan egotermasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan(sidplacement), splitting, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk(Stuart,2006).3) Mekanisme pertahanan ego yang sering dipakai:a) Fantasi, kemampuan menggunakan tanggapan-tyanggapan yang sudahada (dimiliki) utnuk menciptakan tanggapan baru.b) Disosiasi, respon yang tidak sesuai dengan stimulus.c) Isolasi, menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar.d) Projeksi, kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan padaorang lain.e) Displacement, mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan padaorang yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi.(Stuart,2006).9. Penatalaksanaan8

a. PsikofarmakolAdalah terapi dengan menggunakan obat, tujuannya untuk mengurangiatau menghilangkan gejala gangguan jiwa. obat yang biasa digunakan diRS jiwa antara lain:1) Anti psikosisa) Cloropromazin (thorazime) dosis 25-2000mg/harib) Haloperidol (hal dol) dosis 2-40 mg/hari indikasi digunakan untukpengobatan psiko, mengobati masalah perilaku yang berat padaanak-anak yang berhubungan dengan keadaan yang tiba-tibameledak, mengontrol mual dan muntah yang berat dan kecemasanberat.kontra indikasi: hiperaktif , galaukoma, hamil dan menyusui,efek samping yaitu anemia, mulut kering , mual dan akikardi,eksrapiramidal,penglihatan berkabut.b. Pengobatan somatik1) Elektro convulsif terapi (ECT)Merupakan pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mal trikberkekuatan75-100 volt. Cara kerja belum diketahui secara jelasnamun dapat dikatakan bahwa therapi konvulsif dapat memperpendeklamanya skizofrenia dan dapat mempermudah kontak dengan oranglain , indikasi ECT yaitu depresi berat dan bila terapi obat-obat belumberhasil (gangguan berpolar) klien yang sangat mania,hiperaktif, klienresiko tinggiunuh diri, psikosis akut skozoprenia.2) Pengkajian fisikTerdiri dari pengekangan mekanik dan isolasi. Pengekangan mekanikdilakukan dengan menggunakan manset untuk pergelangan tangan dankaki serta sprei pengekang.9

Isolasi yaitu menempatkan klien dalam suatu ruangan tertentu dirumah sakit.indikasi: pengendalian prilaku amuk yang membahayakandiri dan orang lain.Kontra indikasi: resiko tinggi bunuh diri, hukuman.c. PsikoterapiPsikoterapi membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakanbagian penting proses terapiutik, upaya dalam psikoterapi yaitumemberikan rasa aman dan tenang. Menerima klien apa adanya, motivasiklien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikapramah sopan dan jujur pada klien.d. Terapi modalitasTerapi okupasi: adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasiseseorang dalam melaksanakan aktivitas atau juga yang segala dipilihdengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan meningkatkan hargadiri. (Arief Ferri, 2010)10. Pohon masalahIsolasi sosial : menarik diriGangguan konsep diri: harga dirirendahGangguan citra tubuhEffectCore ProblemCause11. Diagnosa keperawatana. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah.b. Gangguan harga diri: harga diri rendah berhubungan dengan gangguancitra tubuh. (Farida Kusumawati, Yudi H, 2010: 68)12. Rencana tindakan keperawatana. Perubahan penampilan berhubungan dengan harga diri rendah.10

1) Tujuan umum: klien dapat melanjutkan peran sesuai dengan tanggungjawabnya.2) Tujuan khusus :a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yangdimiliki.c) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan.d) mampuan yang dimiliki.e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dankemampuan.f) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.3) Tindakan keperawatana) Bina hubungan saling percaya.b) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.Dapat dimulai dari bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik,kemampuan lain yang dimiliki oleh klien, aspek positif. Jika klientidak mampu mengidentifikasi, maka dimulai oleh perawat memberi“reinforcement” (pujian terhadap aspek positif klien).c) Setiap bertemu klien, hindarkan memberi penilaian negative.Utamnakan memberi pujian yang realistik.d) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakanselama sakit. Misalnya: penampilan klien dalam “self-care”, latihanfisik dan ambulasi secara aspek asuhan terkait dengan gangguangfisik yang dialami klien.e) Diskusikan pila kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannyasetelah pulang sesuai denga kondisi sakit klien.f) Rencanakan bersama klien aktivitas tyang dapat dilakukan setiapkemampuan: kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian,kegiatan yang membutuhkan bantuan total.11

g) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.h) Beri contoh cara pelaksanaan kegiata yang boleh klien lakukan(sering klien takut melaksanakannya).i) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telahdirencanakan.j) Beri puci

KEPERAWATAN JIWA “Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Masalah Gangguan Konsep Diri” Disusun oleh: Kelompok 3 1. Joko Sutrisno 14.041.15.047 2. Lutfiya Irmayanti 14.401.15.053 3. Nur Indana Zulfa 14.401.15.061

Related Documents:

3. Menerapkan paradogma keperawatan jiwa dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa 4. Menerapkam model konsep keperawatan jiwa dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa.

keperawatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu asuhan keperawatan jiwa. Tujuan : Untuk memahami bagaimana respon klien setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kek

Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi. Dengan adanya tugas ini di harapkan mahasiswa lain dapat memahami materi Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi dengan baik. Dalam proses pembuatan tugas ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini

Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan jiwa masalah utama Perilaku Kekerasan pada Tn Y dengan diagnosis medis Skizofrenia di ruang Jiwa A Rumkital Dr.Ramelan Surabaya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Melakukan pengkajian dengan asuhan keperawatan jiwa masalah utama Perilaku Kekerasan pada Tn Y dengan diagnosis medis Skizofrenia di ruang Jiwa

kali 1 sesi dilakukan pada pasien resiko perilaku kekerasan dengan tujuan untuk mengontrol marah pasien. Pengkajian Keperawatan, pengkajian keperawatan yang dilakukan pada selasa, 18 Februari 2020 didapatkan hasil identitas pasien merupakan seorang perempuan bernama Ny. S pasien dengan resiko perilaku kekerasan. Alasan pasien

gangguan jiwa. Sedangkan setiap tahun di RSJD Surakarta khususnya pasien dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan selalu mengalami peningkatan. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien Ny. J dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan meliputi pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

asuhan keperawatan jiwa pada pasien perilaku kekerasan dengan diagnosa medis skizofrenia hebefrenik di ruang wijaya kusuma rumah sakit jiwa menur surabaya oleh : dian adi nugroho nim : 2012.0660.047 program studi d.iii keperawatan fakultas ilmu kesehatan universitas muhammadiyah surabaya

penyuluhan mengenai perawatan diri pada pasien gangguan jiwa (Hesti Wulandari, 2016) Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene di rumah sakit jiwa yaitu melakukan penerapan asuhan keperawatan berupa penerapan strategi pelaksanaan dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene. Strategi pelaksanaan .