Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan - Fdk.uinsu.ac.id

3y ago
43 Views
2 Downloads
2.76 MB
130 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaleb Stephen
Transcription

CONSILIUMBerkala Kajian Konseling dan Ilmu KeagamaanKonseling Berwawasan Kebencanaan:Ilustrasi Erupsi Gunung SinabungLocus of Control Internal dan Kematangan Karir:Studi Kasus SMKN 1 Percut Sei TuanKepercayaan Diri dalam Komunikasi Orangtua dengan Remaja: PengalamanSMA Negeri 4 TakengonAsosiasi Bebas sebagai Klien:Perspektif Psikoanalisis Sigmund FreudPsikologi Agama dalam Studi IslamStrategi Dakwah dalam Konflik antar AgamaRisalah Dakwah Nabi Muhammad dan Piagam MadinahCorak Teologi dan Etos Kerja Masyarakat MuslimJawa Kota MedanPraktek Poligami Mursyid Tarekat NaqsyabandiyahBabussalam (TNB)Pemikiran Hukum Islam tentang Hukum Perkawinan:Analisis CLD KHI-KHI Inpres No 1/1991Transformasi Kebudayaan Persia dalam Kebudayaan ArabIslam vis a vis Demokrasi dalam Masyarakat Muslim PerkotaanStudi Astronomi Islam di Indonesia:Obsesi dan Cita-CitaDiterbitkan:Jurusan Bimbingan Penyuluhan IslamFakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN

CONSILIUMBerkala Kajian Konseling dan Ilmu KeagamaanKetua Penyunting:Ketua Jurusan Bimbingan Penyuluhan IslamWakil Penyunting:AbdurrahmanPenyunting Ahli:Abdul Munir (Universitas Negeri Medan)Abdul Murad (Koordinator Perguruan Tinggi Swasta)Abdullah (IAIN Sumatera Utara)Afnibar (IAIN Imam Bonjol)Ali Ya’qub Matondang (IAIN Sumatera Utara)Lahmuddin (IAIN Sumatera Utara)Zainal Arifin (IAIN Sumatera Utara)Penyunting Pelaksana:MutiawatiIra WirtatiTata UsahaSaliantoAlamat Redaksi:Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAINSumatera Utara, Jalan Williem Iskandar Pasar V Medan Estate 20371,Telp. ( 6261) 6615683, Email: jurnal.consilium@gmail.comWebsite: www.consilium.fdk.iainsu.ac.id

DAFTAR ISIKonseling Berwawasan Kebencanaan:Ilustrasi Erupsi Gunung Sinabung (1-8) Rizky Andana PohanLocus of Control Internal dan Kematangan Karir:Studi Kasus SMKN 1 Percut Sei Tuan Cut Metia (9-17)Kepercayaan Diri dalam Komunikasi Orangtua dengan Remaja:Pengalaman SMA Negeri 4 Takengon (18-25) Fauzan Irmiga dan Rahmi LubisAsosiasi Bebas sebagai Klien:Perspektif Psikoanalisis Sigmund Freud (26-33) ZainunPsikologi Agama dalam Studi Islam (34-41) RubinoStrategi Dakwah dalam Konflik antar Agama (42-50) MuktarrudinRisalah Dakwah Nabi Muhammad dan Piagam Madinah (51-61) Waizul QarniCorak Teologi dan Etos Kerja Masyarakat MuslimJawa Kota Medan (62-72) NurdianiPraktek Poligami Mursyid Tarekat NaqsyabandiyahBabussalam (TNB) (73-83) ZiaulhaqPemikiran Hukum Islam tentang Hukum Perkawinan:Analisis CLD KHI-KHI Inpres No 1/1991 (84-96) Nispul KhoiriTransformasi Kebudayaan Persia dalam Kebudayaan Arab (97-105) M. Yakub

Islam vis a vis Demokrasi dalam MasyarakatMuslim Perkotaan (106-115) Syarifuddin ElhayatStudi Astronomi Islam di Indonesia:Obsesi dan Cita-Cita (116-126) Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar

1 Consilium: Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013Konseling Berwawasan Kebencanaan:Ilustrasi Erupsi Gunung SinabungRizky Andana PohanUniversitas Negeri Padangrizkypohan@yahoo.comAbstrakDisaster is an unforeseen circumstance by all human beings, but whendisaster comes we believe that it is a plan and the will of the Ilahi Rabbi.Guidance and Counseling as a science and profession overall has anobligation and a role to help the victims of natural disasters in terms ofmental and psychological. Collaboration between counselors with variousparties expected to be healers of wounds and solace to the people whosuffered to keep the spirit and future with optimism.Kata Kunci: Konseling, Bencana dan Erupsi Gunung SinabungPendahuluanndonesia merupakan sebuah negara strategis dengan segala potensikekayaan alam yang dimilikinya. Negara kepulauan yang memiliki lebihkurang tujuh belas ribu pulau-pulau besar dan kecil dengan keadaangeografis yang lengkap disebut sebagai ring of fire mulai dari pegunungan, lautan,sungai, sumber daya mineral, hutan, hewan dan berbagai sumber yang tidakterhitung harganya. Namun sesunguhnya potensi yang kaya itu pada akhir-akhir inimulai menimbulkan dampak bagi manusia. Dampak itulah yang dinamakan bencana.Dua tahun terakhir ini saja bencana itu seolah-olah datang silih berganti, mulai darierupsi gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara selama lebih kurangenam bulan, erupsi gunung Kelud di Jawa Timur, erupsi Gunung Selamat, banjir diIbu Kota Jakarta, banjir bandang di Manado. Semua bencana memberikan dampakyang sangat besar bagi masyarakat, mulai dari kerugian material, psikologis, nyawayang akan selalu membayangi kehidupan masyarakat tersebut. Tidak ada yang dapatmemprediksi kapan bencana itu datang, namun manusia sebagai makhluk beragamameyakini bahwa semua itu merupakan kehendak ilahi terlepas apakah semua ituujian dan cobaan, yang jelas manusia dituntut untuk tetap meghadapi bencana itudengan penuh keikhlasan, kesabaran dan usaha-usaha dengan memaksimalkan segalapotensi yang dimilikinya.IKonsep Bimbingan dan Konseling berwawasan KebencanaanKonseling sebagai profesi yang profesional merupakan sebuah profesi yangunik dan mulia, unik karena tidak semua orang mampu untuk menjiwai sepenuhnyaprofesi konseling itu. Mulia karena profesi ini merupakan sebuah bantuan yangdiberikan oleh konselor kepada klien/ masyarakat dengan ikhlas sehingga salah satusifat yang harus dimiliki oleh konselor adalah altruistik yaitu lebih mementingkankepuasaan orang lain daripada diri sendiri.Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Sumatera Utara

Rizky Andana Pohan: Konseling Berwawasan Kebencanaan 2Prayitno mendefenisikan konseling sebagai berikut:1Konseling adalah pelayanan bantuan oleh tenaga profesional kepada seorang atausekelompok individu untuk pengembangan kehidupan efektif sehari-hari danpenanganan kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu dengan fokus pribadimandiri yang mampu mengendalikan diri melalui penyelenggaraan berbagai jenislayanan dan kegiatan pendukung dalam proses pembelajaran.Dari pengertian konseling tersebut dapatlah dipahami bahwa Bimbingan dankonseling berwawasan kebencanaan merupakan pelayanan bantuan yang diberikanoleh orang yang profesional (disebut konselor)2 kepada klien dalam hal ini individuatau kelompok masyarakat dalam rangka persiapan meghadapi bencana, pada saatbencana, dan setelah bencana sehingga individu dan kelompok masyarakat tersebutmampu memahami dan menyelesaikan masalahnya dengan berbagai jenis layanandan kegiatan pendukung yang fokus pada pribadi yang mandiri dan mampumengendalikan dirinya.Jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling berwawasankebencanaan diadopsi dari pola Bimbingan dan Konseling pola 17 plus olehPrayitno antara lain3:1. Layanan orientasi, yaitu layanan BK yang diberikan kepada masyarakat sebelummenghadapi bencana maupun ketika telah menghadapi bencana yang didalamnyamerupakan pengenalan awal mengenai bencana dan cara penyiapan diri.2. Layanan informasi, yaitu layanan BK yang diberikan kepada masyarakat sebelumdan setelah menghadapi bencana untuk memberikan informasi agar mampumemahami keadaan, dirinya secara terarah dan bijak ketika sedang menghadapibencana.3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan BK yang diberikan kepadamasyarakat ketika sedang menghadapi bencana sehingga ia mampu mandiridalam menentukan masa depan selanjutnya setelah menghadapi bencana.4. Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang diberikan kepada masyarakatketika meghadapi bencana, layanan ini menyangkut penguasaan mengenai satumateri tertentu, misalnya bagaimana cara menyelamatkan diri, harta benda yangperlu dahulu diselamatkan ketika bencana datang, dan lainnya.5. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang diberikan kepada seorangindividu dengan cara face to face dalam rangka membantu menyelesaikan masalahyang dihadapinya berkenaan dengan bencana yang sedang dialaminya.6. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepadasekelompok individu dalam rangka membantu mengatasi masalah-masalahumum yang dihadapi kelompok tersebut, serta untuk menumbuhkan sikapkepedulian sosial dalam suasana bencana.7. Layanan konseling kelompok, layanan ini diberikan oleh konselor kepada kliendalam rangka membantu menyelesaikan masalah-masalah pribadi yang dihadapioleh setiap anggota kelompok dalam rangka menghadapi keadaan bencana.1Prayitno,tahun)2KonselorKonseling Integritas (Padang: UNP, 2013), h. 85.profesional adalah berpendidikan S1 BK Pendidikan Profesi Konselor (13Prayitno,Wawasan Profesional BK, (Padang: UNP, 2009), h. 45.Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

3 Consilium: Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 20138. Layanan konsultasi, yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada individumengenai masalah-masalah yang dihadapinya bisa saja berkaitan dengan pihakketiga yang timbul akibat datangnya bencana.9. Layanan mediasi, layanan ini diberikan oleh konselor kepada individu dalamrangka menyelesaikan masalah dengan pihak lain, dalam hal ini konselorberfungsi sebagai mediator.10. Layanan advokasi, yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada individudalam rangka meningkatkan kembali semangat hidupnya dalam menghadapibencana yang sedang melanda.Dalam rangka menjalankan aktivitas konseling dalam suasana kebencanaan,seorang konselor harus mampu menyesuaikan dengan keadaan di lapangan, karenadalam keadaan bencana suasananya jelas jauh berbeda, oleh sebab itudalam situasiini semua jenis layanan yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan dankeadaan masyarakat yang menjadi klien. Jenis kegiatan pendukung juga seharusnyadilaksanakan oleh konselor, namun situasi bencana adalah isidental oleh sebab itukonselor harus mampu melihat bantuan apa yang seharusnya dan secepatnyadilaksanakan antara lain: Aplikasi instrumentasi, Konferensi kasus, Kunjunganrumah, Tampilan kepustakaan dan Alih tangan kasus. Untuk bimbingan dankonseling berwawasan kebencanaan ini maka akan disesuaikan denganpemakaiannnya sesuai dengan kedaaan dan kondisi di lapangan bencana yangdilasanakan sesuai dengan program-program yang telah direncanakan sebelumnya.Kondisi Klien dan Konselor yang EfektifBencana merupakan suasana yang terjadi yang tidak bisa ditebak kapanterjadinya. Oleh sebab itu keadaan masyarakat yang tertimpa bencana sudah barangtentu bermacam-macam masalah dan situasi yang dihadapinya. Konselor harus bisamemahami bahwa klien dalam kondisi sedih, berduka karena kehilangan harta bendamaupun kehilangan sanak saudaranya. Oleh sebab itu konselor harus memahamiperan dan tugasnya yang mulia dalam rangka membantu masyarakat. Carl Rogersmenyebutkan sedikitnya tiga kualitas utama yang harus dimiliki oleh setiap konseloradalah4:1. Konselor yang memiliki kualitas kongruen, yaitu konselor yang dalam perilaku danaktifitasnya menunjukkan sebagai dirinya sendiri yang asli, utuh, dan menyeluruhbaik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan profesionalnya.2. Konselor harus memiliki sikap empati yang tinggi, dapat merasakan pikiran danperasaan masyarakat yang terkena bencana, merasa memiliki dan kepedulian yangtinggi dari seorang konselor.3. Unconditional positive regards (penerimaan positif tanpa syarat), adalah sikap yangharus ditunjukkan oleh konselor dalam rangka menerima bagaimanapun keadaanklien yang dihadapinya, apalagi dalam situasi bencana, hal ini merupakan suatuhal yang perlu diperhatikan, konselor tidak boleh takut, jijik, tidak suka dengankeadaan masyarakat. Apapun keadaannya semua masyarakat adalah mulia disisiAllah Swt, dan mereka sangat memerlukan bantuan konselor.4MamatSupriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Bandung: PT Raja GrafindoPersada, 2010), h. 21.Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Sumatera Utara

Rizky Andana Pohan: Konseling Berwawasan Kebencanaan 4Oleh sebab itu sebelum terjun ke lapangan bencana setiap konselor perlumengamalkan dalam hati mereka bahwa tugas mereka adalah begitu mulia dansangat dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang menghadapi bencana dan kesulitan.Masyarakat korban bencana tidak hanya butuh bantuan materi namun jauh lebih dariitu mereka membutuhkan bantuan moril untuk kembali menumbuhkan rasa percayadiri, optimistis, semangat mereka dalam menyongsong hidup kedepannya, tugas itumenjadi kewajiban setiap konselor untuk membantunya.Sebelum terjun membantu masyarakat bencana berikut ini merupakan sikapdan pribadi yang harus dipersiapkan oleh konselor antara lain:1. Niat yang tulus dalam hati, dengan berserah diri pada Allah swt, niatkanlahdalam hati bahwa tugas yang mulia ini adalah tulus dan ikhlas untuk membantusaudara-saudara yang sedang kesulitan dalam menghadapi bencana.2. Persiapkanlah mental dan psikologis karena suasana bencana tidak bisa terdugakeadaannya, oleh sebab itu apapun keadaan yang terjadi di sana setiap konselorharus tetap bertahan membantu masyarakat yang sedang memerlukan bantuan.3. Bawalah perlengkapan kesehatan, sandang dan pangan, agar dalam menjalankantugas sebagai konselor merasa fokus dan pikiran tidak akan bercabang kemanamana.4. Sebisa mungkin meyakinkan keluarga seperti istri, suami, orang tua dan kerabatlainnya yang ditinggalkan. Yakinkan kepada mereka bahwa tugas konselor dipusat kebencanaan adalah mulia karena membantu saudara-saudara yang sedangkesulitan.Sikap-sikap pribadi konselor ini merupakan sebuah keniscayaan bagi seorangkonselor yang profesional, diharapkan dengan memiliki sikap, pribadi dan persiapanyang matang tersebut konselor akan terhindar dari sikap-sikap negatif yang tidakboleh ada dalam diri konselor, seperti yang dikatakan Guy dalam Gladdingmenyebutkan sedikitnya enam sikap yang tidak boleh ada di dalam diri seorangkonselor yaitu5:1. Distres emosi yaitu konselor yang mempunyai trauma yang sulit untukdisembuhkan1. Vicarious coping yaitu konselor yang memakai kehidupan orang lain untuk dirinyaalih-alih menjalani hidupnya sendiri dengan penuh arti2. Kesepian dan isolasi yaitu konselor yang tidak mempunyai teman dan berusahamencari teman dengan menjadi konselor3. Keinginan untuk berkuasa yaitu konselor yang selalu merasa ketakutan dan tidakberdaya, yang berusaha mencariu kekuatan untuk mengatur orang lain4. Keinginan untuk dicintai yaitu konselor yang narsistik dan impresif, yang percayabahwa semua masalah dapat dipecahkan melalui cinta5. Vicarious rebellion yaitu konselor dengan kemarahan yang tidak tersalurkan, yangmenggunakan perilaku tidak patuh dari klien untuk mengeluarkan pikiran danperasaaannya.Dengan menghindari sikap-sikap negatif yang ada di dalam diri konselor diatas dan menumbuhkan sikap-sikap efektif untuk menjadi konselor yang5SamuelT. Gladding, Konseling Profesi yang Menyeluruh, edisi 6, terj. Winarno dan Lilian(Jakarta: Indeks, 2012), h. 39.Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

5 Consilium: Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013profesional, maka diharapkan ketika melaksanakan bantuan konseling di lokasibencana, konselor dapat bekerja secara maksimal, seutuhnya dan terfokus. Dengandemikian maka dapat dipastikan bahwa profesi konselor adalah benar-benar profesiyang bermanfaat dan bermartabat di mata masyarakat.Program Bimbingan dan Konseling Berwawasan KebencanaanMembuat program merupakan sebuah aplikasi atas pelaksanaan konseling dilokasi bencana, oleh sebab itu beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelummembuat program bimbingan dan konseling berwawasan kebencanaan yaitu latarbelakang klien dalam hal ini usia, jenis kelamin dan orinentasi klien. Dalam halsituasi bencana ini konselor perlu melihat usia klien apakah anak-anak, remaja, orangdewasa dan lansia, jenis kelamin kali-laki dan perempuan, orientasi klien maksudnyaadalah tujuan, latar belakang pekerjaan, tugas perkembangan dll. Semua itu perludiperhatikan oleh konselor agar program yang dibuat efektif dan efisien dalammembantu masyarakat. Program yang dibuat oleh konselor dapat berupa programharian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan sesuai dengan lamanya dansituasi di lokasi bencana.Berikut ini contoh program bimbingan dan konseling berwawasankebencanaan yang disesuaikan dengan dasar penyusunan program ABKIN6.PROGRAM MINGGUANPELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELINGBERWAWASAN KEBENCANAANLokasi Bencana: Erupsi Gunung SinabungWaktu: Minggu I November 2013Tempat: lokasi pengungsian Zona 1 Desa SimalemKonselor: Rizky Andana masiMateri Bidang enjadipribadi atandan s adepanPemahamandiriMasalah stressosialKarir6MembukausahasampinganMalas belajardilokasibencanaPutus sholatdanmengajiMalasberibadahKeluarga8Menyanyangi keluargaPertengkarandalamkeluargaPanduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling (Jakarta: ABKIN, 2013). hl, 77.Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Sumatera Utara

Rizky Andana Pohan: Konseling Berwawasan Kebencanaan 66LayananbimbingankelompokMeningkatkanrasapercaya dihanyang berlarut8910AplikasiinstrumentasiPengungkapan masalah1112Himpunan lajarberdiskusiMeningkatkansholatberjamaahBingung danberputus asaMediasiantaramasyarakatdanpemeritahPengungkapan masalah13LayananmediasiAdvokasiMeningkatkan kepeduliansesama&AUMPTSDLPengungkapanmasalahGuru matapelajaranKepaladaerahCaraberdoayang baikdan AProgram ini merupakan contoh program mingguan bimbingan dan konselingberwawasan kebencanaan. Program ini dapat dijadikan acuan bagi para konseloryang akan terjuan ke daerah bencana. Konselor harus kreatif, inovatif, dan dinamis.Mengenai materi program sebaiknya konselor melaksanakan need asesment sebelummembuat program dan materinya, mulai dari himpunan data, pengadministrasianinstrumen jika dimungkinkan, wawancara, observasi dll. Sehingga dengan demikianprogram yang dibuat sesuai dengan tujuan dan sasarannya seperti kepada anak-anak,remaja, orang dewasa, orang tua lanjut usia. Konselor tidak boleh menyamakanmateri dan cara pelaksanaan layanan kepada semua orang. Denganmengkelempokkan dari usia maka diharapkan pelayanan yang diberikan olehkonselor benar-benar bermanfaat, efektif, efisien bagi para masyarakat yang sedangtertimpa bencana.Implementasi, Dukungan Sistem (System Support) dan Evaluasi Program1. Implementasi dan Dukungan sistemImplementasi program bimbingan dan konseling akan terpokus pada sasaranklien yang ada sesuai dengan program yang telah dirancanag sedemikian rupadengan berbagai analisa yang telah dibuat. Konselor harus mampu berorientasisecara dinamis dan konsisten mengenai program yang telah dirancang. Oleh sebabitu dalam perancangan dan pembuatan program memerlukan bantuan-bantuan dariJurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

7 Consilium: Volume 1, Nomor 1, Juli-Desember 2013pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan bencana itulah yang dinamakan dengandukungan sistem.Suasana bencana meamang sebuah keadaan yang tidak bisa diprediksisebelumnya yang pasti, seorang konselor harus siap menghadapi keadaanbagimanapun. Dalam hal ini betapa sangat vitalnya dukungan sistem dalampelaksanaan bimbingan dan konseling dalam suasana bencana. Dukungan sistem iniakan secara langsung maupun tidak langsung berkolaborasi dengan konselor dilapangan dalam membantu masyarakat dalam rangka rekonstruksi dan pemulihanpasca bencana. Berikut merupakan struktur dukungan sistem pelayanan bimbingandan konseling berwawasan KAT KORBANDAN WILAYAH BENCANAKONSELORPEMUKA AGAMADAN PEMUKAADATNGO dan LSMlain-lainPSIKOLOGDANPSIKIATERMEDIATAGANA danBASARNASPETUGASKESEHATANPada diagram dukungan sistem pelayanan bimbingan dan konselingberwawasan kebencanaan di atas dapat terlihat bahwa sasaran sutuhnya adalahmasyarakat korban bencana dan wilayah bencana. Konselor terlihat bekerja dalamsebuah sistem yang utuh dan luas sehingga memungkinkan pelaksanaan layanansecara maksimal dan terintegrasi. Kolabo

Psikologi Agama dalam Studi Islam Strategi Dakwah dalam Konflik antar Agama Risalah Dakwah Nabi Muhammad dan Piagam Madinah . 2Konselor profesional adalah berpendidikan S1 BK Pendidikan Profesi Konselor (1 tahun) 3Prayitno, Wawasan Profesional BK, (Padang: UNP, 2009), h. 45.

Related Documents:

konseling, bimbingan, dan psikoterapi 2. Mahasiswa dapat memahami, mengerti, dan menjelaskan dasar-dasar konseling di dalam 1. Fungsi psikologi dalam pengamalannya sebagai ilmu 2. Pengertian konseling, bimbingan, dan psikoterapi 3. Fungsi konseling 4. Tipe Konseling 5. Karakteristik Konseling 1, 2 3 x 50 menit Partisipasi Mahasiswa 5 % 1, 6,7

Bimbingan dan Konseling 47 VI.PENGEMBANGAN 50 LAMPIRAN 51 1.Laporan kegiatan harian dan/mingguan52 2.laporan layanan konseling individu 53 3.Silabus layanan bimbingan dan konseling kurikulum 2004 54 4.Satuan kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling 55 5.Gambar ruang pelayanan bimbingan dan konseling (Standar Unit Sekolah Baru) 56

PRAKTIK KETERAMPILAN KONSELING Bahan Pelatihan bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Bidang Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Dr. Suwarjo, M.Si Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGAYAKARTA 2008

a) Ilmu syar'i yang dibutuhkan untuk menegakkan agama, diantaranya: menghafalkan Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu ushul fikih, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu tentang ijma dan khilaf, dll. b) Ilmu duniawi yang dibutuhkan untuk menegakkan dunia dan kemaslahatan kaum Muslimin, diantaranya: ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu

2. Mengidentifikasi latar belakang perlunya bimbingan dan konseling 3. Menguraikan sejarah perkembangan bimbingan dan konseling 4. Menjelaskan tujuan bimbingan dan konseling 5. Menguraikan fungsi bimbingan dan konseling Waktu 3x50 menit Materi Pokok Konsep Dasar I (satu) Bimbingan dan Konseling :

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 DIKTAT MATA KULIAH DASAR-DASAR ILMU SOSIAL . 2 BAB I FILSAFAT ILMU A. Filsafat Ilmu Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang . politik, dan estetika. Alfarabi : 870-950 : Ilmu pengetahuan .

terminasi. Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling Islam diperlukan metode untuk melaksanakanya. Berikut adalah metode yang diterapkan di padepokan Anggur Ijo Ngalian Semarang: a. Metode konseling individu b. Metode konseling kelompok cData tentang keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling islam di

Konselor, Konseling Kelompok, Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Kode Etik Bimbingan dan Konseling. Buku Psikologi Konseling ini diharapkan dapat merupakan buku yang menjadi penambah wawasan dan memperkaya khasanah bagi semua pihak yang ingin memahami d