BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPS

3y ago
94 Views
4 Downloads
756.01 KB
17 Pages
Last View : 21d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Josiah Pursley
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1 Kajian Teori2.1.1 Pengertian IPSIstilah ilmu pengetahuan sosial sebagaimana dirancang dalam drafkurikulum 2004 memang membingungkan untuk dicarikan definisinya, karenadalam berbagailiteratur, baik yang ditulis oleh ahli dari luar maupun dalam negeri,kita hanya mempunyai istilah ilmu pengetahuan sosial yang merupakanterjemahan dari socialstudies. Sedangkan nama IPS dalam dunia pendidikan dasardi negara kita munculbersamaan dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMPdan SMU tahun 1975.Dilihat dari sisi keberlakuannya, IPS disebut sebagai bidangstudi “baru”, karena carapandangnya bersifat terpadu. Hal tersebut mengandungarti bahwa IPS bagipendidikan dasar dan menengah merupakan hasil perpaduandari mata pelajarangeografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,antropologi, psikologi, dansosiologi. Perpaduan ini disebabkan mata pelajarantersebut memiliki objek materialkajian yang sama yaitu manusia.Dalam bidangpengetahuan sosial, kita mengenal banyak istilah yang kadangkadangdapatmengacaukan pemahaman.Istilah tersebut meliputi Ilmu Sosial (SocialSciences),Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Menurut Trianto (2010:171) Ilmu pengetahuan sosial IPS merupakanintegrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi,ekonomi, politik hukum dan budaya.Menurut Djahiri dalam Ahmad Susanto (2012:137-138) IPS adalahharapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik dimana paraanggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuhtanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-nilai.Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, pengertianIPS adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia sebagaimakhluk sosial, serta mempelajari prilaku secara perorangan maupun kelompokdalam masyarakat, dan bertanggung jawab.7

82.1.2 Tujuan IPSMenurut Puskur dalam Trianto (2010:176), tujuan IPS adalah sebagaiberikut:a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan motodeyang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untukmemecahkan masalah-masalah sosial.c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuatkeputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembangdimasyarakat.d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampumembuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yangtepat.e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun membangunmasyarakat.f. Memotivasi seseorang bertindak berdasarkan moral.g. Fasilitator didalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifatmenghakimi.h. Mempersiapkan siswa menjadi warna negara yang baik dalam kehidupannya“to prepare students to well-functioning citizens in a democtratic society” danmengembangkan kemampuan siswa sebagai penalaran dalam mengambilkeputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.i. Menekankan perasaan, emosi dan derajat penerimaan atau penolakan siswaterhadap materi pembelajaran IPS.Menurut Mutakin dalam Ahmad Susanto (2012:145-146) merumuskantujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

92. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metodeyang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untukmemecahkan masalah-masalah sosial.3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuatkeputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembangdimasyarakat.4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampumembuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yangtepat.5. Mempu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun dirisendiriagarsurviveyang kemudianbertanggung jawabmembangunmasyarakat.Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuansebagai berikut: (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)1. danlingkungannya.2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap skor-skor sosial dan kemanusiaan4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalammasyarakat yang majemuk, di tingkat local, nasional, dan global.Menurut beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwatujuan pembelajaran IPS adalah untuk meningkatkan pengetahuan ataupemahaman mengenai sejarah dan mengenai persoalan tentang kehidupan sosialyang ada dimasyarakat, serta memiliki kemampuan dalam bersosialisasi.2.1.3 Ruang Lingkup IPSRuang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagaiberikut (Permendiknas No. 22 Tahun 2006)1. Manusia, tempat, dan lingkungan2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan

103. Sistem sosial dan budaya4. Perilaku ekonomi dan kesejahteran.2.1.4 Pembelajaran IPS SDIPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yangberkaitan dengan isu sosial.Pada jenjang SD/Mi mata pelajaran IPS memuatmateri Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi.Melalui mata pelajaran IPS,peserta didik diarahkan untuk menjadi peserta warga negara Indonesia yangdemokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (KTSPStandar Isi 2006).Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensip, dan terpadudalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalamkehidupan dimasyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didikakan memperoleh pengalaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmuyang berkaitan (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Pada jenjang pendidikandasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalahsosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah.Terutama gejala danmasalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada dilingkungan peserta didik di SD.2.2 Model Pembelajaran Cooperative ScriptMenurut Lambiotte, ddk. (dalam Miftahul Huda 1988:213), CooperativeScript adalah salah satu strategi pembelajaran dimana siswa bekerja secaraberpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian materiyang dipelajari. Strategi ini ditunjukan untuk memantu siswa berpikir secarasistematis dan berkontrasi pada materi pelajaran. Siswa juga dilatih untuk salingbekerja sama satu sama lain dalam suasana yang menyenangkan. CooperativeScript juga memungkinkan siswa untuk menemukan ide-ide pokok dari gagasanbesar yang disampaikan oleh guru.Menurut Hamid (2011:220) menyatakan bahwa model pembelajarancooperative script adalah bagian dari sebuah model pembelajaran yang menarikbagi para siswa, karena siswa akan berbicara dengan lawan bicara secara langsung

11dari lawannya akan menbahas sebuah tema atau materi pelajaran yang ditunjukanoleh guru.Menurut Mursitho (2011:36) model pembelajaran cooperative scriptadalah model pembelajaran yang melatih peserta didik untuk menghargai pendapatorang lain (pasangannya), belajar mendengarkan, dan belajar berbicara secarasistematis.Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajarancooperative script adalah model pembelajaran yang bisa memberikan kesempatankepada setiap siswa untuk berbicara dan mengemukakan pendapatnya sendirisecara berpasangan.2.2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Model Cooperative ScriptSintak tahap-tahap pelaksanaan strategi pembelajaran Cooperative Scriptadalah sebagai berikut:1. Guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok berpasangan.2. Guru membagi wacana/materi untuk dibaca dan dibuat ringkasan.3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicaradan siapa yang berperan sebagai pendengar.4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukanide-ide pokok kedalam ringkasannya. Selama proses pembaca siswa siswa lainharus menyimak/ menujukan ide-ide pokok yang kurang lengkap menghubungkannya dengan materi sebelumnya atau dengan materi lain.5. Siswa bertukar peran yang semula sebagai pembicara ditukar menjadipendengar dan sebaliknya.6. Guru dan siswa melakukan kembali kegiatan seperti diatas.7. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpilan materi pelajaran.8. Penutup.

122.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative ScriptStrategi pembelajaran Cooperative Script memiliki beberapa kelebihankelebihan sebagai berikut:1. Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir kritis sertamengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yangdiyakini benar.2. Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi padakemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumberlain, danbelajar dari siswa lain.3. mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan ide siswa denganide temannya.4. Membantu siswa belajar menghormati temannya yang pintar dan siswa yangkurang pintar serta menerima perbedaan yang ada.5. Memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu mengungkapkanpemikirannya.6. Memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi sosial.7. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.Strategi ini juga memiliki kekurangan model cooperative script, yang antara lainadalah:1. Ketakutan beberapa siswa untuk mengeluarkan beberapa ide karena akandinilai oleh teman dan kelompoknya.2. Ketidakmampuan semua siswa untuk menerapkan strategi ini, sehinggabanyak waktu yang akan tersita un tuk menjelaskan mengenai modelpembelajaran ini.3. Keharusan guru untuk melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugassiswa untuk menghitung hasil prestasi kelompok, dan ini bukan tugas yangsebentar.4. Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerja sama denganbaik dan

135. Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mereka berada dalamkelompok.2.2.3 Langkah-Langkah Penelitian1. Guru menyapa siswa dan mengajak siswa berdoa bersama-sama.2. Gurumengecek kehadiran siswa siswa.3. Guru guru mengajak siswa bermain game (bum,bum,tak).4. Guru memotivasi siswa.5. Guru memberikan apersepsi tanya jawab tentang materi yang akandisampaikan.6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.7. Siswa mengamati sebuah contoh gambar dari guru tentang materi hari ini(tanya jawab tentang gambar).8. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.9. Guru membagi siswa kedalam kelompok berpasangan.10. Guru membagi materi yang akan diringkas oleh siswa ( sebuah gambar dansiswa mendeskripsikannya dengan tepat).11. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan menjadi pendengardan dan siapa yang berperan sebagai pendengar.12. Siswa yang berperan sebagai pembaca, membacakan hasil ringkasan atau ideide yang telah dibuat, siswa yang lain mendengar, menyimak, mengoreksiserta menambah ide-ide pokok yang kurang lengkap.13. Siswa bertukar peran, yang semula sebagai pembicara ditukar menjadipendengar dan sebaliknya.14. Guru membagikan soal individu kepada siswa untuk dikerjakan.15. Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.16. Doa penutup.

142.3 Pengertian BelajarKata atau istiah belajar bukanlah suatu yang baru, sudah sangat dikenalsecara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memilikipemahaman dan definisi yang berbeda-beda, walaupun secara praktis masingmasing kita sudah memahami apa yang dimaksud belajar tersebut. Oleh karena ituuntuk menghindari pemahaman yang beragam tersebut, berikut akan ditemukanbeberapa definisi belajar menurut para ahli.Menurut H. Baharuddin (2015:14) belajar merupakan aktivitas yangdilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melaluipelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2009:2) belajar adalah perubahandisposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahandisposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorangsecara alamiah. Sedangkan menurut R. Gagne dalam Ahmad Susanto (2013:1)belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubahprilakunaya sebagai akibat pengalaman.Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa belajarmerupakan suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, serta untukmerubah prilaku dalam setiap peristiwa yang di alami, belajar tidak hanyamembuat seseorang pandai akan ilmu pengetahuan tetapi belajar juga dapatmerubah cara berpikir dan tingkah laku seorang siswa. Belajar juga merupakanproses usaha yang dilakukan seseorang secara sadar untuk melakukan perubahantingkah laku. Belajar merupakan proses tidak tahu menjadi tahu, karena seseorangdapat belajar dari pengalaman.2.3.1 Pengertian Hasil :140)mengemukakan hasil belajar sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada dirisiswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap,serta keterampilan.Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono dalam SaurTampubolon (2013: 140) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang

15ditunjukkan dari suatu interaksi tindakan belajar, dan biasanya ditunjukkan dengannilai tes yang diberikan guru.Kemudian Mulyono Abdurrahman dalam SaurTampubolon (2013:140) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan yangdiperoleh siswa melalui kegiatan belajar.Menurut H. Wina Sanjaya (2008:13) hasil belajar berkaitan denganpencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yangdirencanakan.Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalahmerancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswamencapai tujuan pembelajaran.Berdasarkan beberapa pengertian dan uraian tentang hasil belajar diatas,dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan yang dapatdiperoleh siswa untuk mendapatkan prestasi dan mengetahui sejauh manapemahaman atau pengetahuan siswa, yang telah diukur melalui tes, serta dapatdilihat dari perubahan prilakunya.Sementara itu, Bloom dalam taksonominya terhadap hasil belajar pada tigaranah atau kawasan, yaitu (1) ranah kognitif (kognitive domain), (2) ranah afektif(affective domain) dan (3) ranah psikomotorik (motor skills domain).Kawasankognitif mengacu pada respons intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman,penerapan, dan evaluasi. Ranah afektif mengacu pada respons sikap, sedangkanranah psikomotor berhubungan dengan perbuatan fisik(dalam Uno.2008:210-211)Hasil belajar digunakan guru untuk digunakan sebagai ukuran atau kriteriadalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.Ukuran hasil belajar dapat diperolehdari aktivitas pengukuran. Secara sederhana pengukuran dapat diartikan sebagaikegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatugejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berubaangka. Alat untuk melakukan pengukuran ini dapat berupa alat ukur standarseperti meter, kilogram, liter dan sebagainya, termaksuk ukuran-ukuran subyektifyang bersifat relatif, seperti depa, jengkal, “sebentar lagi”, dan lain-lain (EndangPoerwanti, 2008:1-4).Hasil dari pengukuran pencapaian Kompetensi Dasar dipergunakan sebagaidasar perskoran atau evaluasi.Evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa inggris).

16Menurut davies dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:190-191) mengemukakan bahwaevaluasi merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan skor kepada sejumlahtujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, objek, dan masih banyak yanglain. Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Dimyati dan Mdjiono (2006:191)pengertian evaluasi dipertegas lagi dengan batasan sebagai proses memberikan ataumenentukan skor kepada objek tertentu. Naniek SulistyaWardani dkk, (2010:2.8)mengartikannya bahwa evaluasi itu merupakan proses untuk memberi warna ataumenetapkan kualitas hasil pengukuran, dengan cara membandingkan angka hasilpengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari prosesdan hasil pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atauditetapkan setelah pelaksanaan pengukuran. Krteria tersebut dapat berupa proses ataukemampuan minimal yang dipersyaratkan seperti KKM (Kriteria KetuntasanMinimal), atau batas keberhasilan, kriteria tersebut dapat juga berupa kemampuanrata-rata unjuk kerja kelompok, atau berbagai patokan yang lain. Kriteria yang berupabatas kriteria minimal yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat mutlakdisebut dengan Peskora Acuan Patokan, atau Peskoran Acuan Kriteria (PAP/PAK),sedang kriteria yang ditentukan kegiatan pengukuran dilakukan dan didasarkan nPeskoranAcuanNormal/Peskoran Acuan Relatif (PAN/PAR).2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar SiswaFaktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadidua golongan yaitu faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang meliputiSlameto dalam Saur Tampubolon (2013: 142) :1) Faktor biologis, yang meliputi kesehatan, gizi, pendengaran, dan penglihatan.Jika salah satu faktor biologis terganggu, hal itu akan mempengaruhi hasilbelajar.2) Faktor psikologis, yang meliputi inteligensi, minat dan motivasi, sertaperhatian ingatan berpikir.3) Faktor kelelahan yang meliputi kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahanjasmani ditandai dengan lemah tubuh, lapar, haus, dan menmgantuk.

174) Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kebosanan sehinggaminat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu dari dalam dirisiswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.MenurutSlameto (2010: 56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitufaktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas faktor-faktor jasmaniah,psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Sedangkan faktor ekstern terdiri darilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.Kedua faktor yang ada sangatberpengaruh terhadap hasil belajar siswa.Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwafaktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktoreksternal. Faktor internal adalah fisiologis dan psikologis yang terdiri darimotivasi, minat, kebiasaan dan cara belajar. Sedangkan faktor eksternal adalahlingkungan dan instrumental yang terdiri dari lingkungan keluarga (suasana rumahdan keadaan ekonomi), sekolah (model mengajar dan alat peraga yang digunakan)dan masyarakat (teman bergaul). Keduanya dapat diminimalisir apabila gurudalam hal ini selaku pendidik mampu dan mau berusaha mengorganisir ataumengelola proses belajar mengajar yang tidak hanya dilakukan di dalam kelassaja.2.4 Pengertian Minat BelajarMenurut pengertian yang paling mendasar , minat berarti sibuk , tertarikatau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnyakegiatan itu. minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubunganantara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. semakin kuat atau dekat hubungantersebut semakin besar minat.Minat sebagai salah satu faktor internal psikologis yang mempengaruhikualitas pencapaian prestasi belajar, minat tidak muncul dengan sendirinya, akantetapi banyak farktor yang menyebabkan minat dalam diri siswa itu timbulterhadap beberapa mata pelajaran yang diajarkan oleh guru bidang studi. Beberapa

18factor yang mempengaruhi minat antara lain adalah motivasi, belajar, bahanpelajaran, guru, keluarga, dan pengaruh teman sebaya dan teman sepergaulan.Menurut Sukardi dalam Ahmad Susanto (2012:57), minat dapat diartikansebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu.Menurut Sardiman dalam Ahmad Susanto (2012:57) minat adalah suatukondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasiyang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri.Men

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap skor-skor sosial dan kemanusiaan 4.

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .