BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. A. - Eprints.kwikkiangie.ac.id

1y ago
22 Views
2 Downloads
847.59 KB
17 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Genevieve Webb
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKAPada Bab II ini akan dijelaskan mengenai landasan teori, penelitian terdahulu,kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.A.Landasan Teoritis1. Gaya Hidupa. Pengertian Gaya HidupMenurut Blackwell (2012) definisi gaya hidup adalah sebagai berikut,“people’s patterns of living and spending time and money that reflect theirinterests, activities and opinions.”Definisi tersebut menjelaskan bahwa gaya hidup adalah pola hidup danpengeluaran orang – orang yang mencerminkan kepentingan, aktivitas danpendapat mereka.Sedangkan, menurut Setiadi (dalam Habibi, 2013) gaya hidup secara luassebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskanwaktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dandunia sekitarnya (pendapat).Berdasarkan dari beberapa pengertian gaya hidup diatas, maka penulismencoba mendefinisikan pengertian gaya hidup ialah segala sesuatu yangberhubungan dengan aktivitas atau kegiatan seseorang yang didasari dengankeinginan atau minat untuk membentuk pola perilaku tertentu.8

b. Dimensi Gaya HidupDimensi gaya hidup menurut Fazriach (dalam Habibi, 2013) bahwaterdapat 3 dimensi yaitu activities, interest dan opinions.(1)ActivitiesDimensi aktivitas meliputi apa yang dilakukan konsumen menghabiskanwaktunya. Dimensi ini berkaitan dengan hal - hal yang dianut olehseseorang seperti motives, values dan preferences inventory.(2)InterestDimensi minat meliputi bagaimana konsumen memilih sesuatu yangdianggap penting (preferensi dan prioritas) baginya dan hal ini berkaitandengan motivasi.(3)OpinionsDimensi opini merupakan pandangan dan perasaan konsumen terhadapdirinya atau orang lain serta terhadap dunia sekitarnya yang dapatdihubungkan dengan persepsi. Persepsi disini meliputi proses dari individumengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan yang ditangkap olehsensori mereka yang memunculkan dampak pada nilai, pengalaman,pendidikan dan lainnya.c. Faktor – Faktor Pembentuk Gaya HidupMenurut Armstrong (dalam Sandy, 2013) menyatakan bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yangberasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar(eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman dan pengamatan,kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (dalam Sandy, 2013) denganpenjelasannya sebagai berikut :9

(1)SikapSikap bisa dipahami sebagai cara seseorang dalam memberikan tanggapanterhadap suatu hal sesuai dengan keadaan jiwa dan pikirannya yangdipengaruhi oleh pengalaman dan mempengaruhi secara langsungterhadap perilaku orang tersebut. Sikap bisa jadi dipengaruhi oleh tradisi,kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.(2)Pengalaman dan PengamatanPengalaman seseorang dapat mempengaruhi cara seseorang dalammengamati sesuatu sehingga akhirnya dapat membentuk pandanganpribadi mereka terhadap suatu hal, pengalaman ini didapatkan dari semuatindakannya di masa lalu. Pengalaman didapat dari belajar dan juga dapatdisalurkan ke orang lain dengan cara mengajarkannya. Hal inimempengaruhi gaya hidup seseorang, pengamatan atas pengalaman oranglain juga dapat mempengaruhi opini seseorang sehingga pada akhirnyamembentuk gaya hidup.(3)KepribadianSetiap orang memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lain.Kepribadian berubah dari waktu ke waktu, sehingga hal itu sangat pentinguntuk diamati karena mempengaruhi buying behavior dari seorangkonsumen. Sebenarnya, kepribadian bukanlah mengenai apa yang kitapakai di tubuh fisik kita, melainkan adalah totalitas perilaku dari seseorangdi setiap situasi yang berbeda. Kepribadian meliputi beberapa karakteristikkhusus seperti dominasi, keagresifan, rasa percaya diri dan sebagainyayang berguna untuk menentukan perilaku konsumen untuk produktertentu.10

(4)Konsep DiriFaktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri.Konsep diri amat berhubungan dengan brand image, cara seseorangmemandang dirinya sendiri akan menentukan minat seseorang terhadapsuatu objek termasuk juga suatu produk. Konsep diri adalah inti dari polakepribadian yang akan mempengaruhi cara seseorang dalam mengatasipermasalahan dalam hidupnya, konsep diri merupakan frame of referenceyang menjadi awal perilaku.(5)MotifPerilaku individu terbentuk karena adanya motif kebutuhan untukmemenuhi kebutuhan fisik, merasa aman, merasa dihargai dan lainsebagainya, pengelompokan kebutuhan manusia telah dibuat teori olehbeberapa orang, salah satunya teori kebutuhan Maslow. Jika motifseseorang cenderung untuk memenuhi kebutuhan akan prestise yang besar,maka akan ada kecenderungan orang tersebut memiliki gaya hidup hedonissehingga bisa menjadi target pasar yang tepat untuk barang-barangmewah.(6)PersepsiPersepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, danmenginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu pemahaman dangambaran mengenai sesuatu. Persepsi dapat mempengaruhi seseoranguntuk memilih suatu produk sebagai contoh adalah green product, setelahadanya informasi yang disosialisasikan secara global mengenai isu globalwarming, terbentuk interprestasi seseorang terhadap isi sosialisasi tersebutdan terbentuk pemahaman mengenai pentingnya mengonsumsi produk11

yang dapat mengurangi dampak global warming, mereka adalah targetpasar yang cocok untuk green product.Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelassosial dan kebudayaan dengan penjelasan sebagai berikut :(1)Kelompok ReferensiKelompok referensi adalah kelompok orang-orang yang dianggap mampudan memiliki pengetahuan untuk memberikan pengaruh terhadappembentukan sikap dan perilaku seseorang, pengaruh yang diberikan bisabersifat langsung dan tidak langsung, masukan dari kelompok referensibisa mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu produk sehinggaakhirnya membentuk gaya hidupnya. Kelompok referensi bisa meliputiorang-orang yang dihormati oleh masyarakat luas karena silsilah,pengetahuan, reputasi dan lain sebagainya.(2)KeluargaKeluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukansikap dan perilaku individu. Oleh karena itu masukan dari keluarga berupanasihat dan cerita mengenai pengalaman akan mempengaruhi gaya hidupseseorang, budaya salah satu anggota keluarga dapat menjadi kebiasaanbagi anggota keluarga lainnya yang mengamati setiap harinya, tidak heranjika ada beberapa saudara yang memiliki gaya hidup yang sama.(3)Kelas SosialKelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahanlama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutanjenjang dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minatdan tingkah laku yang sama. Kelas sosial biasanya dibuat karena adanya12

kebutuhan akan prestise dan berhubungan dengan kemampuan ekonomiatau diatur oleh budaya, setiap kelas cenderung memiliki gaya hidup yangkhas dibandingkan kelas sosial lainnya. Kelas sosial bisa diklasifikasikansebagai kelas bawah, menengah, atas dan sebagainya.(4)KebudayaanKebudayaan bisa meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk gayahidup seseorang dan akhirnya membuat pemasar mudah untukmengidentifikasi apakah kelompok konsumen dengan kebudayaantersebut cocok dengan produknya atau tidak. Orang-orang di seluruh duniamenyadari akan budaya merayakan malam tahun baru denganmensuarakan trompet di setiap malam tahun baru. Hal ini menjadikanpemasar untuk menemukan peluang dalam memproduksi trompet secaramassal di setiap menjelang malam tahun baru.d. Bentuk - Bentuk Gaya HidupMenurut Chaney (dalam Kaparang, 2013), ada beberapa bentuk gayahidup, antara lain :(a)Industri Gaya HidupDalam abad gaya hidup, penampilan diri itu justru mengalamiestetisisasi, "estetisisasi kehidupan sehari-hari" dan bahkantubuh/diri pun justru mengalami estetisisasi tubuh. Tubuh atau diridan kehidupan sehari-hari pun menjadi sebuah proyek, benihpenyemaian gaya hidup. "Kamu bergaya maka kamu ada!" adalahungkapan yang mungkin cocok untuk melukiskan kegandrungan13

manusia modern akan gaya. Itulah sebabnya industri gaya hidupuntuk sebagian besar adalah industri penampilan.(b)Iklan Gaya HidupDalam kehidupan masyarakat mutakhir, berbagai perusahaan(korporasi), para politisi, individu-individu semuanya terobsesidengan citra. Di dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini,yang berperan besar dalam membentuk budaya citra (image culture)dan budaya cita rasa (taste culture) adalah gempuran iklan yangmenawarkan gaya visual yang kadang-kadang mempesona danmemabukkan.Iklan merepresentasikangaya hidupdenganmenanamkan secara halus (subtle) arti pentingnya citra diri untuktampil di muka publik. Iklan juga perlahan tapi pasti mempengaruhipilihan cita rasa yang kita buat.(c)Public Relations dan Journalisme Gaya HidupPemikiran mutakhir dalam dunia promosi sampai pada kesimpulanbahwa dalam budaya berbasis selebriti (celebrity based culture),para selebriti membantu dalam pembentukan identitas dari parakonsumen kontemporer. Dalam budaya konsumen, identitas menjadisuatu sandaran "aksesori fashion". Wajah generasi baru yang dikenalsebagai anak-anak E-Generation, menjadi seperti sekarang inidianggap terbentuk melalui identitas yang diilhami selebriti(celebrity inspired identity), cara mereka berselancar di dunia maya,cara mereka berganti busana untuk jalan-jalan. Ini berarti bahwaselebriti dan citra mereka digunakan momen demi momen untukmembantu konsumen dalam parade identitas.14

(d)Gaya Hidup MandiriKemandirian adalah mampu hidup tanpa bergantung mutlak kepadasesuatu yang lain. Untuk itu diperlukan kemampuan untukmengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri, serta berstrategidengan kelebihan dan kekurangan tersebut untuk mencapai tujuan.Nalar adalah alat untuk menyusun strategi. Bertanggung jawabmaksudnya melakukan perubahan secara sadar dan memahamibentuk setiap resiko yang akan terjadi serta siap menanggung resikodan dengan kedisiplinan akan terbentuk gaya hidup yang mandiri.Dengan gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagimemenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka rtamenimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjangkemandirian tersebut.(e)Gaya Hidup HedonisGaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untukmencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskanwaktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaiankota, senang membeli barang mahal yang disenanginya, serta selaluingin menjadi pusat perhatian.2.Motivasi Hedonisa. Pengertian Motivasi HedonisMenurut Overby dan Lee (dalam Setyningrum et al., 2016) motivasihedonis sebagai penilaian secara keseluruhan akan manfaat pengalaman danpengorbanan untuk mendapatkan suatu hiburan dan pelarian.15

Menurut Utami (dalam Lumintang, 2012) motivasi hedonis adalahmotivasi konsumen untuk berbelanja karena berbelanja merupakan suatukesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan manfaat dari produk yangdibeli.Berdasarkan kedua pengertian mengenai motivasi hedonis, penulismengartikan bahwa motivasi hedonis adalah sebuah kegiatan dimana seseorangmelakukan pengorbanan dengan motif yang kuat untuk mendapatkankesenangan tanpa memperhatikan manfaat dari produk atau jasa yang dibeli.b. Dimensi Motivasi HedonisMenurut Virvilaite, Saladienė dan Žvinklytė (dalam Tikker dan Pandowo,2016)“explained the components of hedonic motives as pleasure, novelty,surprise, fun and positive emotions.”Artinya komponen dari motivasi hedonis terdiri dari kesenangan,kebaruan, kejutan, menyenangkan dan emosi positif.(1)Kesenangan (pleasure)Merupakan suatu tujuan hidup dan acuan pada tingkat dimana individumerasa baik, penuh kegembiraan, bahagia dalam berperilaku di sebuahanggota masyarakat.(2)Kebaruan (novelty)Merupakan suatu kebutuhan akan hal baru yang mengarah kepadakeinginan untuk mencari atau memperoleh pengalaman baru dan sensasibaru pada suatu produk atau jasa.16

(3)Kejutan (surprise)Merupakan suasana hati yang terjadi pada suatu individu yang munculsecara tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya.(4)Menyenangkan (fun)Merupakan suasana hati yang memberikan kesan bahagia setelah memilikiatau menggunakan suatu produk atau jasa.(5)Emosi Positif (positive emotions)Merupakan aksi yang dilakukan individu yang didasari dengan keinginanuntuk memperoleh perasaan yang menyenangkan atau hal positif.Sedangkan menurut Hirschman dan Holbrook (dalam Prihatini danSusanto, 2015) dimensi motivasi hedonis ini menghubungkan multiindrawi,fantasi, dan aspek emosi dalam menggunakan suatu produk.c. 6 Kategori Motivasi HedonisMenurut Arnold dan Reynolds (dalam Darma dan Japarianto, 2014)motivasi hedonis merupakan suatu kegiatan pembelian yang didorong denganperilaku yang berhubungan dengan panca indera, khayalan dan emosi yangmenjadikan kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utaman hidup.Mereka juga menggolongkan motivasi hedonis ke dalam enam kategori, yaitu:(1)Adventure ShoppingAdventure shopping mengarah pada petualangan pembelian.(2)Social ShoppingMotivasi pembelian ini mengarah pada suasana kebersamaan konsumen,sahabat atau pengunjung lain.17

(3)Gratification ShoppingPerasaan tertentu, seperti rasa senang karena berhasil melakukanpresentasi, atau tertekan karena sedang mengalami masalah.(4)Idea ShoppingMengarah pada motivasi seseorang untuk mengetahui tren, fashion, daninovasi terbaru pada saat itu.(5)Role ShoppingTermotivasi melakukan pembelian untuk orang lain.(6)Value ShoppingMengarah pada motivasi pembelian karena suatu barang sedang dalamprogram diskon atau promosi.3. Pembelian Impulsifa. Pengertian Pembelian ImpulsifMenurut Utami (dalam Lumintang, 2012) pembelian impulsif adalahpembelian yang terjadi ketika konsumen melihat produk atau merek tertentu,kemudian konsumen tertarik untuk mendapatkannya, biasanya karena adanyarangsangan yang menarik dari toko tersebut.Menurut Mowen dan Minor (dalam Lumintang, 2012) definisi pembelianimpulsif adalah tindakan membeli yang dilakukan tanpa memiliki masalahsebelumnya atau maksud atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasukitoko.Berdasarkan pengertian diatas, penulis mendefinisikan pembelian impulsifbahwa pembelian impulsif adalah suatu keputusan untuk membeli produk ataujasa secara mendadak tanpa direncanakan sebelumnya.18

b. Dimensi Pembelian ImpulsifMenurut Coley dan Burgess(dalam Darma dan Japarianto, 2014)pembuatan keputusan dalam pembelian impulsif dipengaruhi oleh masalahkognisi dan afeksi dalam diri seseorang, dimana segi afeksi lebih dominandibandingkan dengan sisi kognisi yang ada. Pembelian impulsif terdiri dari duaelemen yaitu :(1)Afektif, yaitu proses psikologis dalam diri seseorang yang merujuk kepadaemosi, perasaan maupun suasana hati (mood). Proses ini memiliki tigakomponen yaitu :(a)Irresistible Urge to BuySuatu keadaan dimana calon konsumen memiliki keinginan yanginstan secara terus menerus dan ada rasa memaksa sehingga calonkonsumen tidak dapat menahan dirinya untuk membeli suatu produkatau jasa.(b)Positive Buying EmotionSuatu keadaan dimana calon konsumen memiliki suasana hati positifyang berasal dari motivasinya untuk memuaskan diri melaluipembelian impulsif.(c)Mood ManagementSuatu keadaan dimana muncul keinginan calon konsumen untukmengubah atau menata perasaan atau suasana hatinya melaluipembelian impulsif.(2)Kognitif, yaitu proses psikologis seseorang yang merujuk kepada strukturdan proses mentalyang meliputi pemikiran, pemahaman danpenginterpretasian. Proses ini terdiri dari tiga komponen yaitu :19

(a)Cognitive DeliberationSuatu keadaan dimana calon konsumen merasakan adanya desakanuntuk bertindak tanpa adanya pertimbangan atau memikirkankonsekuensinya.(b)Unplanned BuyingSuatu keadaan dimana calon konsumen tidak memiliki rencana yangjelas dalam berbelanja atau membeli suatu produk atau jasa.(c)Disregard for the FutureSuatu keadaan dimana calon konsumen dalam melakukan pembelianimpulsifnya tidak menghiraukan atau tidak memikirkan masa depan.c. 4 Bentuk Pembelian ImpulsifMenurut Stern (dalam Purnama, 2015), mengategorisasikan impulsebuying ke dalam empat bentuk, yaitu :(1)Pure impulse buying, pembelian dalam bentuk ini bersifat impulsif dimanapembelian ini merupakan hal yang baru dan pelarian yang melanggar polapembelian normal.(2)Reminder impulse buying, merupakan pembelian yang muncul ketikapembeli melihat suatu barang kemudian mengingat bahwa barang tersebuttelah habis atau tinggal sedikit, atau dapat juga mengingat karena iklanatau informasi lainnya tentang barang tersebut, dan dari keputusanmembeli sebelumnya.(3)Suggestion impulse buying, merupakan pembelian yang muncul ketikapembeli melihat suatu produk untuk pertama kalinya dan membayangkankebutuhan untuk barang tersebut, walaupun pembeli tidak memilikipengetahuan mengenai barang tersebut.20

(4)Planned impulse buying, merupakan pembelian yang muncul ketikapembeli masuk ke dalam toko dengan beberapa pembelian spesifik didalam pikirannya, tetapi dengan harapan dan niat untuk melakukanpembelian lain berdasarkan penawaran-penawaran yang ada.B.Penelitian TerdahuluSebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini dicantumkan beberapa hasilpenelitian terdahulu yang disajikan dalam Tabel 2.1, Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.Tabel 2.1Penelitian Terdahulu 1JudulPengaruh Gaya Hidup Hedonisme, Materialisme danPendapatan Terhadap Shopping Lifestyle sertaDampaknya pada Pembelian Impulsif Online ProdukFashion pada Masyarakat Kota Banda AcehNama penelitiAidil Syahputra, Mukhlis Yunus, MahdaniTahun penelitian2017Obyek yang ditelitiMasyarakat Kota Banda AcehJumlah sampel100 respondenVariabel dependenGaya Hidup Hedonisme, Materialisme dan PendapatanVariabel independenShopping Lifestyle dan Pembelian Impulsif OnlineProduk FashionAlat analisisPath AnalysisHasil penelitian(1) Gaya hidup hedonisme mempunyai pengaruh yangpositif terhadap shopping lifestyle maupun pembelianimpulsif online pada produk fashion.(2) Materialisme mempunyai pengaruh yang positifterhadap shopping lifestyle maupun pembelianimpulsif online pada produk fashion.(3) Pendapatan mempunyai pengaruh yang positifterhadap shopping lifestyle maupun pembelianimpulsif online pada produk fashion.Sumber : Jurnal Manajemen dan Inovasi Vol. 8 No.3, Oktober 2017:65-7521

Tabel 2.2Penelitian Terdahulu 2JudulPeran Motivasi Hedonis Memediasi Pengaruh SifatMaterialisme Terhadap Perilaku Pembelian ImpulsifSecara OnlineNama PenelitiKadek Andika Prawira Laksana dan Gede SuparnaTahun Penelitian2015Obyek yang ditelitiAktivitas Belanja secara OnlineJumlah Sampel120 respondenVariabel DependenMotivasi Hedonis Memediasi Pengaruh SifatMaterialismeVariabel IndependenPerilaku Pembelian ImpulsifAlat AnalisisUji SobelHasil PenelitianVariabel motivasi hedonis mampu memediasi pengaruhsifat materialism terhadap perilaku pembelian impulsifsecara online.Sumber : E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.4 No.6 2015:1661-1675Tabel 2.3Penelitian Terdahulu 3JudulPengaruh Motif Hedonis dan Lingkungan Belanja atasPembelian Impuls di Manado Terhadap Toko – TokoRetailer ( Studi pada Matahari Department Store)Nama PenelitiAprilyan Bionita Tikker dan Merinda PandowoTahun Penelitian2016Obyek yang ditelitiMatahari Department StoreJumlah Sampel100 respondenVariabel DependenMotif Hedonis dan Lingkungan BelanjaVariabel IndependenPembelian ImpulsAlat AnalisisRegresi BergandaHasil PenelitianMotif hedonis dan lingkungan toko memengaruhiimpuls membeli baik secara simultan maupun parsial.Sumber : Jurnal EMBA, Vol. 4 No.1 Maret 2016C.Kerangka PemikiranDalam memudahkan pemahaman kerangka pemikiran pada penelitian ini, makapenulis mencoba mengikuti pengaruh variabel gaya hidup dan motivasi hedonis yangdapat memengaruhi pembelian impulsif pada Starbucks Coffee. Oleh karena itu,penulis ingin mengetahui pengaruh dari gaya hidup dan motivasi hedonis terhadappembelian impulsif pada Starbucks Coffee.22

Gambar 2.1Kerangka PemikiranGayaHidup (X1)PembelianImpulsif (Y)MotivasiHedonis (X2)Hubungan – hubungan yang terjadi antara variabel yang diteliti terkait dengantujuan penelitian dijelaskan sebagai berikut :1. Hubungan gaya hidup terhadap pembelian impulsifGaya hidup yang semakin berubah dari waktu ke waktu. Menunjukkansuatu refleksi status sosial konsumen melalui bagaimana merekamenghabiskan waktunya dengan berbagai macam kegiatan, menentukan apayang penting atau menjadi prioritas bagi mereka dan apa yang dipikirkanmereka tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya. Dengan gaya hidupyang tinggi dapat menimbulkan pembelian impulsif dimana konsumen dapatmelakukan suatu pembelian yang tidak direncanakan atau dipertimbangkansebelumnya dengan tujuan untuk memenuhi gaya hidup mereka.2. Hubungan motivasi hedonis terhadap pembelian impulsifKonsumen yang mempunyai keinginan untuk mencari konsep diri danmendapat pengakuan diri dari orang banyak merupakan ciri – ciri motivasihedonis. Motivasi hedonis terjadi karena adanya eksistensi, eksistensi yangsemakin tinggi dapat membuat konsumen semakin hedon sehingga dapat23

menimbulkan pembelian impulsif dimana konsumen dapat melakukan suatupembelian yang tidak direncanakan sebelumnya atau secara mendadak.D.Hipotesis PenelitianBerdasarkan hubungan antar variabel yang terdapat di dalam kerangkapemikiran, maka penulis membuat hipotesis penelitian dengan two tailed dimanapengujian memiliki dua arah yaitu untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubunganantara variabel bebas terhadap variabel terikat yang dilandasi dengan penelitianterdahulu sebagai berikut:H1:Terdapat pengaruh gaya hidup terhadap pembelian impulsif.H2:Terdapat pengaruh motivasi hedonis terhadap pembelian impulsif.24

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II ini akan dijelaskan mengenai landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. A. Landasan Teoritis 1. Gaya Hidup a. Pengertian Gaya Hidup Menurut Blackwell (2012) definisi gaya hidup adalah sebagai berikut,

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .