SERI SANITASI LINGKUNGAN PEDOMAN TEKNIS INSTALASI .

3y ago
54 Views
2 Downloads
2.53 MB
93 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jenson Heredia
Transcription

SERI SANITASI LINGKUNGANPEDOMAN TEKNISINSTALASIPENGOLAHAN AIR LIMBAHDENGAN SISTEM BIOFILTER ANAEROB AEROBPADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATANDIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANAKESEHATANJAKARTA 2011

KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATANDIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN

KATA PENGANTARAir limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatanyang lain merupakan salah satu sumber pencemaran air yang sangat potensial karenamengandung senyawa organik yang cukup tinggi, serta senyawa kimia lain yang berbahaya sertamikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu air limbah tersebutharus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan maupun masalahkesehatan masyarakat.Oleh karena potensi dampak terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat sangatbesar maka berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204/Menkes/SK/X2004 tentangPersyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit maka setiap fasilitas pelayanan kesehatandiwajibkan memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sedangkan baku mutu air limbahmengacu pada Keputusan Menteri Negara Hidup No.58 Tahun1995 tanggal 21 Desember 1995tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.Berdasarkan ketentuan tersebut maka diperlukan teknologi yang tepat untuk mengolah airlimbah tersebut. Salah satu teknologi pengolahan air limbah yang telah digunakan adalah IPALdengan sistem anaerob aerob biofilter. Permasalahan yang sering muncul didalam penggunaanteknologi IPAL sistem tersebut adalah kegagalan proses dan atau efisiensi pengolahan yang rendahakibat dari desain yang kurang tepat dan operator IPAL yang kurang memahami prosespengolahan. Di samping pihak manajemen yang kurang memberikan perhatian terhadapkeberlangsungan operasionalisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah.Dalam upaya memaksimalkan kemampuan proses pengolahan air limbah melaluipengolahan biologis dengan sistem anaerob aerob biofilter di fasilitas pelayanan kesehatan agardapat optimal dan efisien serta menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu yang berlaku,maka disusun panduan atau buku Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) denganSistem Anaerob Aerob Biofilter pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Buku pedoman ini disusundengan partisipasi berbagai pihak termasuk rumah sakit, organisasi profesi serta instansi terkaitbaik pembina, pengelola maupun pengawas kesehatan lingkungan.Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan awal bagi para pengelola fasilitaspelayanan kesehatan, praktisi kesehatan lingkungan, perencana fasilitas kesehatan sertapemerhati di bidang kesehatan lingkungan untuk dapat mengembangkan suatu pengelolaan airlimbah pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi persyaratan.Kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak yang telahmembantu dalam penyusunan pedoman ini.Jakarta,Desember 2011Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatandr. Zamrud Ewita Aldy, Sp.PK., M.M.NIP. 195607111983032002PEDOMAN TEKNISINSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAHDENGAN SISTEM BIOFILTER ANAEROB AEROBPADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATANi

DAFTAR ISIKata PengantarDaftar IsiDaftar TabelDaftar GambarDaftar LampiranTim PenyusunPendahuluanBAB 11.11.21.2.11.2.21.31.41.51.5.11.5.21.5.3BAB 22.2.4.3.32.2.4.3.4BAB n UmumPengertianTujuan dan SasaranTujuanSasaranDasar HukumRuang LingkupPengelolaan Air Limbah Di Fasilitas PelayananKesehatanJenis dan sumber air limbah yang harus diolahKarakteristik Air LimbahBaku Mutu Air Limbah atau Limbah CairRumah Sakit Atau Fasilitas PelayananKesehatan11222234TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAHPengolahan Air Limbah Dengan Proses BiologisPengolahan Air Limbah Dengan ProsesBiofilter TercelupProses BiofilterProses Biofilter AnaerobPenguraian satu tahapPenguraian dua tahapProses Mikrobiologi Dalam PenguraianAnaerobProses Biofilter AerobPenghilangan Zat OrganikPenghilangan AmoniakProses Biofilter Anaerob AerobPengolahan Air Limbah Proses BiofilterAnaerob AerobKeunggulan Proses dengan Biofilter “AnaerobAerob”Kriteria Perencanaan Biofilter Anaerob AerobKriteria Pemilihan Media BiofilterJenis Media BiofilterMetoda Pemilihan MediaKriteria Perencanaan IPAL Biofilter AnaerobAerob101016PERALATAN STANDAR INSTALASIPENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSESBIOFILTER ANAEROB AEROBPengolahan Air Limbah Fasilitas KesehatanDengan Proses Biofilter Anaerob AerobUnit Pengumpul Air LimbahJaringan Pengumpul Air LimbahUkuran Pipa JaringanBak 697174

.63.73.83.93.103.113.11.13.11.23.123.133.14Bak Pengumpul Air LimbahBak Saringan (Screen Chamber)Bar ScreenKriteria Perencanaan Bar ScreenHead Loss di dalam Bar ScreenPenangkap (Interceptor)Bak Pemisah Lemak (Grease Removal)Penangkap MinyakPenangkap GipsPenangkap pada LaundriBak EkualisasiPompa Air LimbahBak Pengendap AwalReaktor Biofilter AnaerobReaktor Biofilter AerobBak Pengendap AkhirPeralatan Pemasok UdaraTipe Difuser dan AeratorTipe Blower UdaraBak BiokontrolBak KhlorinasiPersyaratan Konstruksi IPAL Sistem AnaerobAerob BiofilterRancangan Lokasi (Site Plan) InstalasiPengolahan Air Limbah (IPAL) Sistem BiofilterAnaerob AerobKonstruksi Bangunan Instalasi Pengolahan AirLimbah (IPAL) Sistem Anaerob Aerob BiofilterStruktur Bangunan IPALPersyaratan BahanSistem PencahayaanSistem 31051091101121164.74.8PETUNJUK OPERASIONAL DAN PERAWATANIPALPengoperasian IPALPengoperasian Blower UdaraPengoperasian Pompa Air Limbah Dan PompaSirkulasiPerawatan IPALPenghentian Operasional IPALPermasalahan Yang Mungkin Timbul Dan CaraPenanganannyaPelaksanaan K3 Bagi Pelaksana Di IPALSistem Tanggap Darurat IPALBAB 55.15.1.15.1.25.1.35.1.45.2MONITORING DAN EVALUASIMonitoringMonitoring Kualitas Air LimbahMonitoring debit air limbahMonitoring Efisiensi Kinerja Air LimbahMonitoring Beban Cemaran Air LimbahEvaluasi129129129132132133134BAB 4.2.5BAB 44.14.24.34.44.54.6DAFTAR 38iii

DAFTAR TABELTabel 1.1Tabel 1.2Tabel 2.1Tabel 2.2Tabel 2.3Tabel 2.4Tabel 2.5Tabel 2.6Tabel 2.7Tabel 2.8Tabel 3.1Tabel 3.2 :Tabel 3.3Tabel 3.4Tabel 3.5Tabel 3.6Tabel 3.7Tabel 4.1Tabel 4.2Tabel. 5.1Contoh Karakteristik Air Limbah RumahSakit di DKI Jakarta.Sumber, Karakteristik Dan Pengaruh AirLimbahKarakterisitikOperasionalProsesPengolahan Air Limbah Dengan ProsesBiologisParameter Perencanaan Proses PengolahanAir Limbah Dengan Proses Biologis AerobikKlasifikasi MetanogenMetanogen Terisolasi Dan SubtratnyaPerbandingan Luas Permukaan SpesifikMedia BiofilterContoh Spesifikasi Media Tipe SarangTawonContoh Pembobotan Terhadap BeberapaTipe Media BiofilterKriteria Perencanan Biofilter Anaerob-AerobUnit Beban Alat Plambing Untuk Air LimbahBeban Maksimum Yang Diizinkan UntukPerpipaan Air Buangan/Limbah (DinyatakanDalam Unit Beban Alat )Deskripsi Saringan Kasar (Coarse Screen)Kriteria Desain Untuk Bar ScreenKriteria Desain Bak Pengendapan Awal AtauPrimerKriteria Desain Bak Pengendap Awal(Primer) Dan Bak Pengendap Akhir(Sekunder)Jenis Jenis Difuser Dan Efisiensi TransferOksigenCek List Pemeliharaan IPALPermasalahan Yang Mungkin terjadi didalam Proses Biofilter Anaerob-aerob sertaCara PenanganannyaLembar Kontrol Swapantau IPALiv671315273150565862727481829596107120122131

DAFTAR GAMBARGambar 1.1Gambar 2.1Gambar 2.2Gambar 2.3Gambar 2.4Gambar 2.5Gambar 2.6Gambar 2.7Gambar 2.7Gambar 2.8Gambar 2.9Gambar 2.10Gambar 2.11Gambar 2.12Gambar 2.13Gambar 2.14Gambar 2.14Gambar 2.15Gambar 3.1Gambar 3.2Gambar 3.3Gambar 3.4Gambar 3.5Gambar 3.5Gambar 3.6Gambar 3.7Gambar 3.8Gambar 3.9Diagram Proses Pengelolaan Air LimbahRumah SakitProses Pengolahan Air Limbah SecaraBiologis AerobikMekanisme Proses Metabolisme Di DalamSistem BiofilmBeberapa Metoda Aerasi Untuk ProsesPengolahan Air Limbah Dengan SistemBiofilter TercelupPenguraian Anaerob Satu TahapPenguraian Anaerob Dua TahapKelompok Bakteri Metabolik Yang TerlibatDalam Penguraian Limbah Dalam SistemAnaerobikNeraca Masa Pada Proses PenguraianAnaerobik (Fermentasi Methan)Proses Penguraian Senyawa HidrokarbonSecara Anaerobik Menjadi MethanProses Penguraian Senyawa Lemak SecaraAnaerobik Menjadi MethanProses Penguraian Senyawa Protein ian Amoniak Di Dalam BiofilmDiagram Proses Pengolahan Air LimbahDengan Proses Biofilter Anaerob-AerobMedia Kerikil Atau Batu PecahBeberapa Contoh Jenis Media “RandomPacking”Bentuk Media Terstruktur Tipe SarangTawon (Cross Flow) Yang BanyakDigunakan Untuk BiofilterSkema Proses Pengolahan Air LimbahDengan Sistem Biofilter Anaerob-AerobGrafik Hubungan Antara Beban BOD (BODLoading) Dengan Efisiensi Penghilangan DiDalam Reaktor Biofilter Anaerob-AerobDiagram Proses Pengolahan Air LimbahFasilitas Kesehatan (Rumah Sakit) DenganProses Biofilter Anaerob-AerobContoh Konstruksi Bak KontrolSalah Satu Contoh Tipikal Konstruksi BakPengumpulPhoto Tipikal Bak Pengumpul Air LimbahBak Pengumpul Air Limbah (Tampak dariAtas) dan Panel Kontrol PompaBeberapa Jenis Penyaring Yang SeringDigunakan Dalam Sistem Pengolahan. (a).intake bar rack , (b) traveling screen,(c) rotary drum screen, (d) microstrainerContoh Konstruksi Bak Pemisah LemakSederhanaFoto Bak Pemisah LemakContoh Disain Bak Pemisah Lemak dan BakEkualisasi Dari bahan Plat BajaContoh Bak Pemisah lemak dan 085868889

Gambar 3.10Gambar 3.11Gambar 3.12Gambar 3.13Gambar 3.14Ekualisasi Dari Bahan Plat Baja.Contoh Disain Bak Pemisah Lemak dan BakEkualisasi Dari bahan Beton BertulangContoh Bak pemisah Lemak dan BakEkualisasi Dari Bahan Beton BertulangContoh Bak Ekualisasi Terbuka Dari BahanBeton BertulangContoh Konstruksi Pompa Air LimbahDengan Motor Di Bawah Tanah89909091Contoh Konstruksi Pompa Air LimbahDengan Motor Di Atas TanahContoh Pemasangan Pompa Celup UntukIPAL.91Jenis Pompa Celup Yang Sering DigunakanUntuk Pengolahan Air LimbahGambar 3.17 Contoh Pemasangan Pompa CentrifugalUntuk IPAL.Gambar 3.18 Contoh Bak Pengendap Bentuk BulatGambar 3.19 Contoh Bak Pengendap Bentuk Segi EmpatGambar 3.20 Reaktor Biofilter Anaerob dari Bahan FRPyang dilapis dengan Beton CorGambar 3.21 Reaktor Biofilter Dari Bahan FRPGambar 3.22 Reaktor Biofilter Anaerob Dari BahanBeton BertulangGambar 3.23 Contoh Filter Penghilang Abu YangDipasang Di Pipa Pembuangan GasReaktor Biofilter AnaerobGambar 3.24 IPAL Biofilter Anaerob-Aerob Yang DibuatDari Bahan Plat Baja Yang Dilapisi DenganBahan Anti KaratGambar 3.25 IPAL Biofilter Anaerob-Aerob Bentuk DariBahan Beton BertulangGambar 3.26 Beberapa Contoh Tipe Aerator Dan DifuserGambar 3.27 Difuser Tipe TabungGambar 3.28 Difuser Karet Gelembung HalusGambar 3.29 Roots BlowerGambar 3.30 Submersible Roots BlowerGambar 3.31 Blower Udara Tipe HIBLOWGambar 3.32 Rotary Vane BlowerGambar 3.33 Salah Satu Contoh Bak BiokontrolGambar 3.34 Kurva Kebutuhan Dosis Untuk ReaksiKhlorin Dengan Amonia.93Gambar 3.15Gambar 3.16Gambar 3.35Gambar 4.1Contoh Bak KhlorinasiDiagram Pompa Air Limbah Dengan ValveBy 110111112117

DAFTAR LAMPIRANLAMPIRAN 1KEPUTUSANMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUPREPUBLIK INDONESIANOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995TENTANGBAKU MUTU LIMBAH CAIRBAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT142LAMPIRAN 2KEGIATAN PEMANTAUANKUALITAS AIR LIMBAH153LAMPIRAN 3CONTOH PROSEDUR IJIN PEMBUANGANLIMBAH CAIR (IPLC) DI DKI JAKARTA156LAMPIRAN 4CONTOH PERHITUNGAN DISAIN TEKNISIPAL BIOFILTER ANAEROB-AEROBKAPASITAS 60 M3 PER HARI165LAMPIRAN 5TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAHFASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALAKECIL195vii

TIM PENYUSUNKetuaIr. AzizahPenanggungjawabdr. Zamrud Ewita Aldy,Sp.PK., M.M.Penyusun1Ir. Nusa Idaman Said,M.EngKepala Subdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanDirektur Bina PelayananPenunjang Medik Dan SaranaKesehatanPeneliti Utama Pusat TeknologiLingkungan, Badan Pengkajiandan Penerapan TeknologiSekretaris Jenderal PersatuanInsinyur IndonesiaRSUP Persahabatan Jakarta2Ir. Soekartono34Ir. Mohammad Nasir,M.SiHeri Purwanto, ST5Ir. Ridwan Subrata6Widodo, SSi7Budi Setiawan, SKMPusat Sarana, Prasarana danPeralatan KesehatanAnggota Ikatan Ahli TeknikPenyehatan dan LingkunganIndonesiaKepala Seksi TeknologiLaboratorium BBTKL - PPMJakartaRSUP dr. Sardjito Yogyakarta89R.Duta Cahyawan,AmKLLaskariyanto, STRSUP dr. Soeradji TirtonegoroKlatenRS Daerah Mardi Waluyo Blitar10Ir. Noverita DewayaniPusat Sarana, Prasarana danPeralatan KesehatanTim Kesekretariatan1Hendrik Permana,SKM2Romadona ST3Siti Ulfa Chanifah,ST4Djoko Supranoto5Sarino6I.Achjar Surjana7Muhammad Subekti8Ester Basselo A.,S.PdSubdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanSubdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanSubdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanSubdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanSubdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanSubdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanSubdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanSubdit. Bina Sarana danPrasarana KesehatanKontributor1R. Aryo Seto Isa,STRSIB Harapan Kita2Ir. Thomas PatriaRS Kanker Dharmais3Ir. Sukirman4Ir. Farouk MansyurviiiTIM PENYUSUN

5DR.Ir.Setyo SarwantoMoersidik,DEA68Dra. fia Maharani, ST9Maudy Dirgahayu, SKM7Ketua Program Studi IlmuLingkungan,Program Pasca SarjanaUniversitas IndonesiaSub Direktorat Bina PelayananPatologi dan ToksikologiKepala Seksi StandarisasiPengamanan Limbah - P2PLRSUPN dr. Cipto MangunkusumoJakartaRSUP dr. Hasan Sadikin Bandungix

PENDAHULUANPencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidangdisamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan pencemaranlingkungan juga diakibatkan dari meningkatnya jumlah penduduk beserta aktifitasnya. Limbahyang berbentuk cair yang tidak dikelola dengan baik bisa menimbulkan bahaya terhadaplingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnnya.Upaya pencegahan timbulnya pencemaran lingkungan dan bahaya yang diakibatkannyaserta yang akan menyebabkan kerugian sosial ekonomi, kesehatan dan lingkungan, maka harusada pengelolaan secara khusus terhadap limbah tersebut agar bisa dihilangkan atau dikurangi sifatbahayanya. Selain itu, perlu diusahakan metode pengelolaan yang ramah lingkungan sertapengawasan yang benar dan cermat oleh berbagai pihak.Fasilitas pelayanan kesehatan sebagai institusi yang bersifat sosial ekonomis mempunyaifungsi dan tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna.Kegiatan pada fasilitas pelayanan kesehatan selain memberikan manfaat bagi masyarakatsekitarnya, juga menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran akibat pembuangan limbahnyatanpa melalui proses pengolahan yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungansecara menyeluruh.Dengan semakin meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan maka mengakibatkansemakin meningkatnya potensi pencemaran lingkungan, karena kegiatan pembuangan limbahkhususnya air limbah akan memberikan konstribusi terhadap penurunan tingkat kesehatanmanusia.Untuk menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman dan berkelanjutan maka harusdilaksanakan upaya-upaya pengendalian pencemaran lingkungan pada fasilitas pelayanankesehatan. Dengan dasar tersebut, maka fasilitas pelayanan kesehatan diwajibkan menyediakaninstalasi pengolahan air limbah atau limbah cair.Salah satu sistem IPAL yang telah banyak digunakan pada beberapa fasilitas pelayanankesehatan adalah IPAL dengan sistem biofilter anaerob aerob. Untuk mengoptimalkan operasi danpemeliharaan sistem pengolahan tersebut adalah dengan optimalisasi desain IPAL dan ataudengan peningkatan kapabilitas operator IPAL dengan memperdalam pemahaman tentang dasarproses pengolahan air limbah dengan IPAL sistem tersebut.Untuk itu, diperlukan suatu pedoman teknis sebagai petunjuk pelaksanaan di dalamperencanaan, operasional dan pemeliharaan agar diperoleh hasil pengolahan yang optimal sertakinerja prosesnya sesuai dengan kriteria IPAL sistem tersebut.x

BAB 1KETENTUAN UMUM1.1Pengertian1.Fasilitas kesehatan adalah tempat yang menyediakan layanan kesehatan secara medis bagimasyarakat meliputi: rumah sakit, puskesmas, klinik dan lain-lain.2.Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang kemungkinanmengandung mikroorganisme pathogen, bahan kimia beracun, dan radioaktivitas (Kepmen LHNo 58 Tahun 1995).Limbah cair dari pelayanan kesehatan yang dimaksud di antaranya air buangan kamar mandi,WC, dapur, air bekas pencucian pakaian serta sumber buangan lainnya.1.23.Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan adalah pengembang, penyedia jasa pelayanankesehatan.4.Instalasi pengolahan air limbah fasilitas pelayanan kesehatan adalah bangunan air yangberfungsi untuk mengolah air buangan yang berasal dari kegiatan yang ada di fasilitaspelayanan kesehatan.5.Baku mutu limbah cair rumah sakit adalah batas maksimal limbah cair yang diperbolehkandibuang ke lingkungan dari suatu kegiatan rumah sakit. Sistem jaringan saluran air limbahadalah bagian / sub sistem pengelolaan air limbah dimana air limbah dari tiap sumbernyaterhubung melalui jaringan pengumpul dalam bentuk saluran tertutup, yang untuk kemudiandisalurkan menuju instalasi pengolahan air limbah.6.Persyaratan teknis instalasi pengolahan air limbah sistem anaerobik aerobik biofilter padafasilitas pelayanan kesehatan meliputi perencanaan, tata bangunan, sistem operasional danpemeliharaan pada instalasi pengolahan air limbah sistem anaerob aerob biofilter padafasilitas pelayanan kesehatan.Tujuan dan Sasaran1.2.1 TujuanTujuan pembuatan buku Pedoman ini adalah sebagai petunjuk penyediaan instalasi pengolahan airlimbah sistem biofilter anaerobik aerobik meliputi perencanaan, perancangan, pelaksanaan,operasional, pemeliharaannya.1.2.1 SasaranDengan Pedoman ini diharapkan :a Penyediaan instalasi pengolahan air limbah sistem biofilter anaerobik aerobik pada fasilitaspelayanan kesehatan yang sesuai dengan fungsi, persyaratan dan serasi serta selarasdengan lingkungannya.b Instalasi pengolahan air limbah sistem biofilter anaerobik aerobik pada fasilitas pelayanankesehatan dapat beroperasi dengan baik, menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu.1.3Dasar Hukum1.2.3.Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;1

4.5.6.7.8.9.1.4Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air;Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air;Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002 tentang Pedoman PelaksanaanAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara;Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2010 Tentang UpayaPengelolan dan Upaya pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan KesanggupanPengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1995 Tentang : Baku Mutu LimbahCair Bagi Kegiatan Rumah SakitKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentangPersyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.Ruang LingkupRuang lingkup yang dibahas pada pedoman ini1.51.Pengelolaan sumber-sumber air limbah yang ada di rumah sakit sebelum dialirkan ke instalasipengolahan air limbah.2.Konsep dasar dan perhitungan instalasi pengolahan air limbah dengan sistem anaerobikaerobik biofilter.3.Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk proses pengolahan air limbah dengansistem anaerobik aerobik biofilter.4.Pengoperasian dan pemeliharaan dalam pengolahan instalasi pengolahan air limbah dengansistem anaerobik aerobik biofilter.Pengelolaan Air Limbah Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan1.5.1 Jenis dan Sumber air limbah yang harus diolahAir

Dalam upaya memaksimalkan kemampuan proses pengolahan air limbah melalui pengolahan biologis dengan sistem anaerob aerob biofilter di fasilitas pelayanan kesehatan agar dapat optimal dan efisien serta menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu yang berlaku, maka disusun panduan atau buku Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL .

Related Documents:

1. Spesifikasi Teknis Traktor Roda 2 2. Spesifikasi Teknis Traktor Roda 4 3. Spesifikasi Teknis Rice Transplanter 4. Spesifikasi Teknis Pompa Air 5. Spesifikasi Teknis Chopper 6. Spesifikasi Teknis Cultivator 7. Form Laporan Bantuan Alsintan Poktan/Gapoktan/UPJA 8. For

pasal 9 : pedoman laporan tugas akhir 13 12. pasal 10 : pedoman teknis penulisan laporan tugas akhir 16 13. pasal 11 : pedoman teknis gambar kerja 20 14. pasal 12 : pedoman gambar presentasi 24 15. pasal 13 : poster presentasi 25 16. pasal 14 : skema material dan maket 27 17. .

BIMBINGAN TEKNIS KURIKULUM A. KONSEP DASAR BIMBINGAN TEKNIS 1. Pengertian Bimbingan Teknis Bimbingan Teknis kurikulum dalam panduan ini didefinisikan sebagai proses fasilitasi pemerolehan dan/atau peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum. 2.

Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus. C. Tujuan Tujuan penyusunan pedoman bimbingan teknis ini adalah agar diperoleh acuan dalam penyelenggaraan bimbingan teknis program pemenuhan guru

Pedoman Teknis ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dan panduan bagi petugas Dinas lingkup baik ProPeternakaninsi, v Kabupaten/ kota maupun petugas lapangan dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dengan anggaran APBN TA 2014. Pedoman teknis

Bimbingan Teknis Guru Sasaran. Berkaitan dengan hal tersebut telah disiapkan perangkat pendukung bimbingan teknis Kurikulum 2013 dalam bentuk modul bimbingan teknis implementasi Kurikulum 2013 tahun 2017 untuk 31 mata pelajaran dan bimbingan konseling serta panduan teknis pengelolaan bimbingan teknis Kurikulum 2013.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Pembelajaran Riset di Madrasah. B. Tujuan Penyusunan Petunjuk Teknis Tujuan penyusunan petunjuk teknis ini adalah sebagai salah satu panduan operasional pengelolaan pembelajaran riset di Madrasah. C. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Ruang lingkup juknis ini diuraikan dengan sistematika sebagai berikut. 1.

Smith G. M., Cryptogamic Botany – Algae and Fungi, Vol. I, McGraw Hill publications, 1955. 5 Course code: SBOT502 Palaeobotany, Angiosperms, Anatomy, Palynology (Credits :04/ Lectures/Week:04) 60 L Learning Objectives: Learn about the process of fossilization and different fossils. Morphology of flower and fruits will help the students, understand the classification in an effective manner .